Menikmati “Anisa Chibi” Bersama Sahabat

Kisah ini menceritakan tentang kisah sedih seorang gadis canti jelita nan manis yang bernama Anisa Rahma. Ia adalah seorang mahasiswi arsitektur di salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung. Rahma (panggilan Anisa) berumur 22 tahun pada tahun ini. Wanita cantik yang hobi nyanyi ini merupakan salah satu personel Girl Band yang tengah populer saat ini, yaitu Cherrybelle. Karena kecantikannya, banyak teman-teman khususnya pria yang ingin sekali mendekatinya, terlebih fansnya. Namun walaupun Anisa adalah seorang artis yang sedang ngetop, dia tetap ramah kepada teman-teman di kampusnya maupun pada fansnya.

Sutu hari, ada seorang teman laki-laki Anisa yang diam-diam menaruh hati kepadanya, dia bernama Rendy Johanes. Ia selalu menyimpan foto-foto anisa yang tersebar di Internet. Namun pria ini terhitung pria yang kurang baik, hal tersebut terlihat dari gaya hidupnyaa yang tidak karuan, dia selalu bolos kuliah, minum minumman keras dan yang lebih buruk lagi, dia adalah seorang pecandu sex yang sangat berat, hidupnya tidak bisa kalau tanpa sex, oleh karena itu ia selalu mengoleksi film maupun gambar porno.
Suatu ketika, Anisa sedang duduk sendiri di kelasnya, ia sedang menunggu temannya yang sedang ke perpustakaan. Ketika itu Rendy melintas di depan kelas, lalu ia mendekati Anisa bermaksud untuk PDKT. Namun sialnya ketika baru hendak akan menyapa, teman-teman Anisa datang dan langsung mengajaknya pulang, karena mau mengerjakan tugas kelompok di rumah Anisa,

Rendy : “ h..hay Anisa...... (berusaha menyapa)
Anisa : “ ohh.. iyah... hay.... maaf aku lagi buru-buru, sampai jumpa... (menjawab ramah sambil terburu-buru pergi karena di ajak temannya pulang)
Rendy kesal karena percobaannya untuk PDKT gagal. Dia sangat kesal karena usahanya itu bukanlah yang pertama, ia telah berkali-kali berusaha mendekati Anisa, namun selalu kandas.
Karena kesal ia pulang ke rumah sahabatnya yang biasa ia kunjungi, sahabatnya itu bernama Jordy Nainggolan, ia adalah seorang fotografer freelance di salah satu tabloid porno di Singapura. Karena ia sedang free job, makanya dia stay di Indonesia. 
Sesampainya Rendy di Rumah Jordy, ia langsung melakukan ritual seperti biasa, minum-minum bareng. Dan sambil berbagi minuman itulah Rendy CURHAT tentang perasaannya kepada Anisa.

Rendi : "Hey bro... Gue lagi BT abis ma cewek inceran gue di kampus ni, Doi sok jual mahal banget" (kata Rendy sambil kesal)
Jordy : "sape emangnye??? Kenapa gak lo culik ajeh!!! Trus lo pake deh... Hahahaha.....!!!" (Ledek Jordy)
Rendy : " ehh... Gak semudah itu bro... Doi artis, tau kan lo si Anisa, personel Cherrybelle!??, jangankan nyulik, mau PDKT ajeh susah banget"
Jordy : "gue agak aneh liat lo, ko tumben lo cemen bro... Gak seganas biasanya, hahahaha..... Emang lo pengen apain tu cewek??!!!
Rendy :"Awalnya gue pengen banget jadi pacar doi, tapi gue nyadar, mana mungkin doi mau, secara gue bukan siapa-siapa... And fisik gue gak ganteng-ganteng amat" (ucapnya pesimis)
Jordy : " Brooo.... Bangun...!! Ini bukan Rendy yang gue kenal ni.... Cemen and pesimis abis!!! Ayo bangkit, gue siap bantu lo kok..." (Memotivasi sahabatnya itu)
Rendy : "so.. What am I going to do brooo??!!! (Kebingungan)
Jordy : "gini ajeh... Lo bilang kalo pengen jadi pacar tapi gak mungkin!! Tapi lo masih punya kemungkinan buat nyicipin memeknya!! Gimana??" (Menawarkan Ide)
Rendy : "Diperkosa gitu maksud lo??, tapi gimana caranye?? And resikonya berat banget bro... Yang ada gue bisa tamat di penjara"
Jordy : "bro... Ada gue... U ikutin rencana gue ajeh... Tenang ajah!!!, yang penting kasih bagian gue juga memeknya hahahah...."
Rendy : "wah kalo masalah bagi-bagi memek pasti, u kan sahabat gue dari SD, sahabat mesum, sahabat tepar,hahahahah..... Pi masalahnya, gimana caranya nih??!!!"

Akhirnya, Jordy berbisik di telinga Rendy, dan entah apa yang mereka rencanakan, yang jelas, Anisa kini dalam bahaya.

Pada suatu ketika, Anisa sedang berkumpul dengan anggota chibi yang lain di sebuah hotel, mereka baru saja show, ketika asik mengobrol tiba-tiba Anisa ditelpon oleh nomer yang tidak ia kenal, yang ternyata itu telpon dari Jordy sahabat Rendy.

Anisa : "hallooo..... Siapa yah...??!" (Anisa mengangkat telpon)
Jordy :" benarkah saya berbicara dengan Anisa?!!"
Anisa: "iya betul, siapa yah??"
Jordy : "Saya Frank salah satu fotografer sekaligus manager tabloid W***A, saya mau follow up masalah kontrak yang sudah di tanda tangani oleh manager anda tentang pemotretan untuk model majalah, kebetulan nanti malam waktu pemotretannya."
Anisa : "kok saya tidak tau yah?? Biasanya manager saya bilang kalo ada jadwal,"
Jordy : " Begini saja, Anisa tanya dulu ke manajernya, mungkin lupa!, kalau sudah fix, saya tunggu mbak nanti malam pukul 19.00 di hotel G***n A*****A," menyebutkan nama hotel di Bandung.

Sebenarnya Jordy punya beberapa teman di tabloid yang ia tadi sebutkan, dan memang majalah tsb memiliki agenda untuk melakukan pemotretan dan wawancara kepada Anisa, makanya Jordy memanfaatkan keadaan itu.

Anisa lalu bertanya kepada Victor (manager Chibi) dan Victorpun meng-iyakan kontrak pemotretan itu, namun ia belum tau masalah waktunya, karena dari pihak tabloid belum mengkonfirmasi kepada Victor. Akhirnya Anisapun tertipu oleh Jordy, dan malamnya ia langsung ke Hotel yang telah ditetapkan. Anisa datang bersama Victor, namun ternyata modus kriminil Jordy sudah sangat rapi, jadi Victor bisa diatasi, ketika menjelang masuk hotel Victor di telpon agar oleh orang suruhan Jordy, dan ia menggiring Victor agar Anisa dibiarkan masuk seorang diri ke room yang ditentukan.
Setibanya Anisa di room yang ditentukan. Anisa memencet bell kamar, dan Jordy membukakan pintu.

Jordy : " Anisa?""
Anisa : "iya,... Ini lokasi pemotretan tabloid W***A?
Jordy : "iyah betul, silahkan masuk,.. Saya Frank yang tadi telpon Anisa, gimana dah siap untuk sesi pemotretan?! Oh iya, maaf tolong HP nya di-off kan dulu, biar kita lebih khusu."
Anisa :"oh iyah... Kita mau foto bertema apa??"
Jordy :" kita akan berfoto bertema bikini, dan itu telah disepakati oleh manager anda"
Anisa kaget mendengar itu,
Anisa:"tapi saya tidak tau kalau akan dipotret dengan pakaian semacam itu,?!"
Jordy : "ya itu terserah anda, yang jelas manager anda sudah teken kontrak, apabila anda membatalkan kontrak sebelah pihak, kami akan menuntut dan akan panjang urusannya, bukan cuma karir anda yang akan jatuh, tapi Girl Band anda juga, semua di tangan anda" (menakuti Anisa)
"Tenang ajah, kami tidak akan memotret terlalu Vulgar kok" tambahnya sambil memberikan setelan bikini berwarna pink yang harus dikenakan.
Anisa : "hmmmm..... Okeh lah... " Tanda menyetujui dan pergi ke ruang ganti.

Anisa kini telah siap dipotret dengan berbusana bikini, dan setelah beberapa pose pemotretan, Jordy memanggil Rendy,
Jordy : "Ren.... Bawa properti tambahan...!!!" Memanggil Rendy untuk membawakan sesuatu.
Anisa :"loh.. Ada orang lain juga to disini?"
Jordy : "iyah, dia asisten saya dan kadang jadi model pria tambahan or pengganti.
Dan datanglah Rendy yang berkepala plontos itu dengan membawa Dildo merah muda, dan Rendi dalam kondisi telanjang bulat. Anisa kaget melihat itu, dan Rendy mendekati Anisa yang masih mengenakan bikini dan melepasnya paksa,
Anisa :" lohh... Ren?!! Kamu??!! Ini sebenernya bagaimana? Kenapa dia telanjang??!!" Anisa bingung bercampur takut.
Rendy :"bukan aku saja, tapi kita" sambil mendekali Anisa dan melepas paksa bikini merah muda itu.

Anisa berusaha melawan sekuat tenaga dan berusaha berteriak minta tolong, namun hal itu sia-sia, karena kamar yang dipesan Jordy untuk mengeksekusi Anisa sudah dipasangi kedap suara, jadi tidak akan terdengar walau Anisa berteriak. Anisa baru menyadari dia sedang dikerjai, namun apa daya dia hanya seorang wanita dan seorang diri melawan dua pria yang sedang tinggi birahinya. 

Rendy berusaha merobek bikini tipis itu, Anisa hanya bisa meronta, dan robeklah bikini itu perlahan, sampai pada akhirnya Anisa tak terbungkus oleh sehelai kainpun. Rendy dan Jordy menganga melihat gundukan payudara yang menggoda itu, walau tidak besar, payudara Anisa menjadi penambah daya tarik kecantikan wajahnya, ditambah Vagina perawan anisa yang terawat dengan labia minora yang berwarna merah hati, menjandi pelengkap keindahan gadis cantik asal Bandung ini.

Jordy memegangi tangan Anisa sambil meremas-remas payudaranya dan Rendi bermain-main dengan vagina Anisa yang sudah di depan matanya. Rendy memainkan vagina Anisa dengan dildo merah muda yg ia pegang, dan ia memasukkannya ke dalam vagina yang masih tersegel rapi itu, dan... "Aaahhhhh....... Sakit Renn...... Ahhh...... Jangan....!!!! Jerit Anisa kesakitan setelah vagina perawannya ditembus dengan dildo, nampak darah segar mengalir dari mulut vagina Anisa yang telah dimasuki dildo itu.
Jordy : "ahh... Payah lo bro... Memek perawan lo masukin dildo, mendingan kontol lo ajah!!! Sayang banget bro!!!" Menyesalkan perbuatan Rendy.
Rendy : "biarin ajah bro... Gue pengen mainin dulu ni memek cewek idaman gue hahahaha"
Anisa hanya bisa menangis dan merintih serta menyaksikan vaginanya menjadi objek pelampiasan para pria bejat itu.

Vagina anisa yang memiliki bulu kemaluan di atas bagian klitorisnyanya itu kini dihujam oleh dildo yang tengah menggelitiki vagina yang berlumuran derah segar keperawanan, dan sesekali Anisa menggelinjang mulai merensop rangsangan yang sebenarnya nikmat dirasa. 

Kini Anisa menggelinjang hebat sambil terkulai lemas karena ia mendapatkan orgasme pertama kalinya, tubuhnya seketika terkulai lemas, suara rintihnya melemah dan usaha menolak dengan gerakan rontaanyapun kini melemah “ahhh.... oohhh...... hmmmm... ahhh...... sttststst... ah....... jangan Ren.... ohhh.........”

Rendy dan Jordy membangunkan Anisa dari posisinya yang sedang berbaring lemah, Anisa dijongkokan sehingga ia berdiri dengan bertopang lutut, dan tangannya diarahkan untuk memegang kedua penis yang dimiliki kedua orang sahabat itu. 

Dan sesekali Jordy dan rendy bergantian menjulurkan penis tegangnya itu kemulut Anisa.

Rendy: “Ayo buka mulut lo manis... sepong kontol gue!!! Gue udah ngaceng banget ni...” langsung memasukkan penisnya ke mulut Anisa dan mendorongnya maju mundur. “Anjing... enak banget ni mulut cewek, ahhhh... ahhhh.... ahhhh...” sambil menggoyangkan penisnya maju mudur dengan cepat, bahkan ia tancapkan dalam-dalam penisnya itu sampai ke kerongkongan Anisa, sampai Anisapun terbatuk-batuk dan hampir mau muntah.

Begitu pula dengan Jordy, penisnya sesekali di elus-elus oleh tangan imut personel cherrybelle yang cantik ini dan sesekali ia masukan ke lubang mulut Anisa.
Jordy : “Bro... lo gak salah pilih target, udah cakep, sepongannya juga okeh, padahal dia gak kasih respon, apa lagi kalo doi kasih renpon, hahahahaha....” sambil menikmati hisapan mulut Anisa pada penisnya.

Payudara yang berputing merah muda itu terlihat menggelayut lemas seakan ikut merasakan penderitaan Anisa dan gundukan vagina yang tertungkul ke bawah seakan sedang menunggu giliran untuk dimasukkan penis para bajingan itu.

Jordy : “ tuh gue kasih waktu buat lo nikmatin memeknya ni cewek duluan, gue mau ke belakang dulu. (meninggalkan pesta atas tubuh Anisa)
Rendy:”Okeh bro.... jangan lama-lama, fantasinya kurang berasa kalo maen sendiri”

Dan Anisapun disuruh berdiri dengan paksa kemudian Rendy Berbaring di bawahnya, Anisa di paksa untuk menduduki penis tegang Rendy yang sedang mengacung dan...
Anisa: “ahhhhh.... sakit Ren... ampun....” memelas dan merintih.
Rendy : “Anjing lo... semakin lo merintih, gue makin horny and nafsu ngentotin lo sayang... ahhhhh... ahhh... “ sambil menggoyangkan penisnya dari bawah ke lobang mulut vagina perawan itu. Dan rendypun sesekali mendorong dan menarik bokong anisa agar ia mengikuti gerakannya. Setelah 7 menit, Jordy datang kembali dan kembali mengikuti pesta penggagahan keperawanan vagina Anisa cherrybelle.

Ia merangsang klitoris Anisa dengan getaran dildo, dan mulut vagina Anisa tersumpal dengan penis keras Rendy yang sedari tadi keluuar masuk menikmati vagina Anisa.

Nampak setelah terkena sentuhan getaran dildo pada klitoris Anisa yang disaat bersamaan pula lobang vaginannya pun sedang bersarang penis mengakibatkan Anisa kembali orgasme dahsyat yang kedua “ahhh.... aku gak kuat.... aku ingin pipis.... ahhhhhhhh.........................” terkulai lemas lah Anisa untuk yang ke dua kalinya.

Kemudian Jordy meminta untuk ikut merasakan vagina dara cantik asal Bandung ini.

Jordy : “Kasian doi lemes tuh... sini giliran gue,” sambil membangunkan Anisa yang terduduk lemas di atas penis Rendy.

Jordy mengangkat Anisa dan menggendongnya dari depan sekaligus memasukan penis tegangnya ke dalam vagina Anisa.

Jordy: “anjrit... bener-bener enak memek gebetan lo ini..... ahhh..... ahhh...” sambil menyodok vagina Anisa dengan posisi menggendong tubuh imut Anisa chibi.

Anisa hanya mengikuti dan memeluk bahu Jordy, bukan karena ia menikmati sepenuhnya, namun ia takut terjatuh dari pelukan Jordy jika ia tidak berpegangan erat. Kemudian pegangan erat itu pula menggambarkan kesakitan yang bertabur kenikmatan yang ia rasakan dari vaginanya itu.

Karena merasa berat dan capek, akhinya Anisa diturunkan dari pelukannya itu, dan Anisa disuruh menungging, maka jelaslah nampak terlihat dua lubang, yaitu lubang vagina dan liang dubur milik Anisa.

Belum puas dengan menyodok Anisa dari bawah, iya kini menyodok lagi dari belakang. Wajah Anisa terlihat jelas dari selangkangannya sendiri, rambut Anisa yang panjang dan hitam itu menggelayut ke bawah, dan wajah manis yang biasa tampil di depan Televisi dengan senyum ceria, kini meringis mendesah dan kesakitan menahan rasa sakit di vaginannya yang baru saja hilang keperawanannya. Rasa benci, sakit, perih dan nikmat serasa bersatu menggunduk di dalam jiwa Anisa. Selayaknya seorang wanita normal, ia berharap keperawanannya itu bisa diberikan kepada oarang yang ia cintai, namun semuanya telah sirnah.

Kini Jordy melepaskan penisnya dari liang vagina Anisa, dan Rendy kembali melanjutkan nafsu birahinya itu dengan kembali mendudukan Anisa di atas penisnya. Rendi duduki di atas sofa dengan mengacungkan peisnya ke atas bagaikan roket yang akan meluncur. Namun Anisa nampaknya sudah mulai bisa menikmatinya, karena tanpa disuruh, Anisa langsung bergoyang di atas penis itu. Anisa berfikir semakin cepat ia memberikan goyangan kenikmatan pada kedua penis itu, semakin cepat pula ia selesai dari penyiksaan yang ia rasakan itu.
Rendy : “Anisa sayang...... ahhh... ahhh... memek kamu bener-bener ajib..... enak sayang ah......”
Namun Anisa tidak mau menghadapkan mukanya ke hadapan wajah Rendy, teman kampusnya yang bajingan itu.

Anisa kembali di baringkan, dan rendy sepertinya sudah mulai merasakan akan ejakulasi, ia cabut penisnya dan memasukan kemulut Anisa dan menggesek-gesekannya, setelah beberapa detik Anisa kaget karena mulutnya dipenuhi cairan pekat dan asin.
Anisa berusaha mengeluarkannya sperma itu dari mulutnyanya, namun Rendy terus menyumpal mulut Anisa dengan penisnya yang masih setengah tegang itu. 

Dan Anisapun terpaksa menelan sperma yang ada di tenggorokannya itu.
Baru saja penis Rendy keluar dari mulutnya, kini liang vagina Anisa Telah di sumpal lagi dengan penis Jordy. Nampak cairan kewanitaan Anisa yang telah mengering meutih di batang penis Jordy, jordy terus menggenjot Anisa dengan cepat, anisa terus mendesah “ahhh.... ahhhhh.... ohhh...... ampunnn... ahhh...... terus.... enak...... ahhh....... yeah.... ahhhhh....” dan desahan Anisa diakhiri dengan desahan panjang tanda orgasme ke tiga yang ia dapatkan. Namun desahan panjang Anisa itu ternyata dibarengi dengan penetrasi yang sangat dalam dari penis jordy yang juga di barengi desahan Jordy “argghhhh.... ahhh... ahhh ahhh..... enak bener ngecrot di memek kamu ... ahhh.... “ katanya , ternyata Jordypun berejakulasi, mereka orgasme bersama, menyyatukan cairan birahi mereka bersamaan.

Anisa merasakan ada cairan hangat yang mengalir deras di dalam vaginanya. Iapun berusaha mengeluarkannya karena takut akan mengakibatkan kehamilan. Dan ternyata mengalirlah cairan putih yang lumayan banyak dari liang vagina Anisa.

Setelah puas mengeluarkan lahar putih, ke dua orang itu mengambil sesuatu dari tiap sudut di room itu, dan ternyata itu adalah kamera tersembunyi yang sengaja mereka pasang untuk merekam adegan itu.

Jordy menontonkannya kepada Anisa, sambil berkata, 
Jordy :”Lo silahkan laporan sama siapapun tentang pemerkosaan ini, termasuk sama polisi, tapi lo pun harus siap menjadi tontonan bagi para twibi and twiboy dalam adegan sex ini, hahahahaha..... dan resikonya lo akan hancurin karir lo and temen-temen lo kalo video ini nyebar.” Mengancam dan menakuti Anisa. 
Anisa hanya terdiam sambil sedikit meringis, matanya berkaca-kaca seakan tak kuat lagi membendung tangisan.
rendy:”and satu lagi, kalo lo gak mau ini menyebar, lo harus siap kapanpun kalo kita lagi butuh memek lo... okeh!!! Hahahahah........”


Anisa semakin tak bisa membendung air matanya lagi, dan ia pun menangis tersedu-sedu mendengarkan tawa kepuasan dari Jordy dan Rendy sambil berharap kalau itu hanya mimpi buruk yang akan hilang ketika ia terbangun.

Read More

Kisah Cintaku dengan Tante Kartika

Saya pria umur 24 tahun , yang baru saja menyelesaikan studi 1 tahun lalu. Nah kisah ini terjadi di tahun 2008 pasca saya lulus kuliah. Saya kuliah di Bandung di salah satu universitas akademi komputer , seperti kebanyakan mahasiswa lain setelah lulus saya diberi banyak link untuk bekerja baik dari kampus maupun relasi. Saya memutuskan untuk menerima pekerjaan dari relasi yaitu Sepupu Ibu saya yang bernama Tante Kartika.

Meskipun relasi , ternyata saya tetap harus menjalankan proses2 interview dan proses lainnya. Bocoran dari ibu sih , Tante Kartika sepupunya itu terkenal sebagai wanita yang tegas dan mandiri. Akhirnya datang juga hari interview itu, awal pertemuan saya dengan Tante Kartika yang akhirnya saya sebut dengan Tante Ikha. Saya berjalan masuk ke ruangan Tante Ikha dengan dag dig dug, karena saya belum punya pengalaman kerja sama sekali. Tapi dalam hati saya berharap diberi keringanan karena saya kan keponakannya secara tidak langsung. Tapi ternyata dugaan saya salah, di depan saya berdiri bukan sosok tante yang ramah lemah lembut, Kesan pertama yang saya dapatkan justru sosok wanita tegas cenderung galak.

"Halo, silahkan duduk." Tante Ikha menyalamiku tanpa menyinggung sedikitpun atau setidaknya beramah tamah selayaknya saudara. Setelah basa basi sebentar Tante Ikha langsung masuk ke dalam interview. "Ceritakan kepada saya tentang diri kamu, apa yang bisa kamu janjikan untuk perusahaan ini." Saya bener2 speechless saat itu mungkin juga karena kurang PeDe dan kurang pengalaman. Intinya interview awal itu gagal total deh (menurut saya). Singkat cerita saya mengikuti test lain (bukan dengan tante Ikha) dan menurut saya dalam test itu saya cukup berhasil.

Ketika saya sedang menunggu di sofa sambil melihat lihat majalah, Tante Ikha datang menghampiri saya dan menyalami saya. "Kamu anaknya Tiur kan? halo saya Kartika." Ternyata Tante Ikha adalah sosok yang ramah, yang setelah lama saya ketahui alasannya adalah beliau tidak mau mencampuri urusan pribadi dan urusan kantor. Saya masih ingat sekali Baju yang tante ikha pakai waktu itu. Kemeja abu-abu dengan garis merah marun dan Rok Hitam. Saya sempat tertegun juga dan agak tidak percaya Kalau tante Ikha umurnya sudah lewat kepala tiga(saat itu beliau 33tahun).

Singkat Cerita saya diterima di perusahaan tante Ikha, tapi bukan dengan status pegawai kontrak. Itupun dengan status paling bawah dan mengerjakan tugas2 yang sepele seperti Fotokopi, memindahkan File,bahkan membuat kopi. Selama dua bulan pertama saya bekerja saya sempat down, pekerjaan yang saya bayangkan selama ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Apa bedanya yang saya kerjakan sekarang dengan jadi office boy. Di awal2 saya bekerja uang gaji saya justru saya pakai untuk membeli rokok dan mentraktir teman sepulang kerja.

Hari terburuk di awal saya bekerja tanggal 18 Oktober 2008( ya saya ingat betul hari itu haha). Paginya saya ditagih oleh Bapak Kost untuk melunasi uang kost yang sudah saya habiskan mentraktir teman2. Siangnya saya dimarahi oleh atasan karena saya lupa membawa file yang beliau minta, Sorenya yang paling sial sewaktu saya membawa File2 berkas dokumen dari gedung satu ke gedung yang lain (kantor saya memiliki 2 gedung yang terpisah), saya menjatuhkan berkas2 itu dan otomatis berkas2 itu tidak bisa dipakai lagi karena jatuh di tanah yang becek. Saya kembali ke gedung awal sambil kebasahan karena gerimis sambil membawa berkas2 yang belepotan lumpur. Di benak saya sudah terpikir untuk berhenti kerja, memang lebay nih tapi saat itu saya benar2 merasa hidup saya tidak berarti. Waktu saya mau masuk ke ruangan saya dan membereskan barang2 saya , Tante Ikha masuk dan bertanya saya mau apa. Setelah sedikit mendengarkan penjelasan saya., dia hanya menatap saya dan dengan punggung tangannya dia menepuk tepat di jantung saya . " Kalau kamu laki-laki , jangan lari dari masalah". Setelah berkata begitu beliau pergi meninggalkan ruangan saya.Entah karena tertantang oleh omongannya atau juga mungkin pesona magic dari Tante Ikha , saya justru ingin menunjukan pada Tante Ikha kalau saya ini laki-laki. Singkat cerita saya minta maaf pada Tante Ikha karena saya sudah jadi pegawai yang cengeng , Tante Ikha tersenyum dan penyelesaian akhirnya justru saya diminta untuk tinggal dengan Tante Ikha. (akibat tunggakan kost saya menumpuk). Inilah awal saya jatuh cinta sama Tante saya sendiri. Sosok Wanita yang selalu saya kagumi dan sayangi.

Awal2 kehidupan saya bersama tante Ikha berjalan normal layaknya Keponakan dan Tantenya. Hanya saja tante Ikha juga bagai mentor buat saya, seusai Kerja biasanya kami Sering berdiskusi di ruang makan atau sambil menonton televisi. Di sini lah awal kedekatan saya dengan tante Ikha. Dari obrolan seputar program dan proyek kerja, hingga curhat yang lebih pribadi. Tante Ikha memuji saya , karena dari 4 divisi saya terpilih sebagai pegawai terbaru terbaik mewakili divisi tante Ikha. Hubungan saya dan tante Ikha semakin dekat. Saya kagum padanya , Dia juga bangga pada saya.

Hari itu bulan Desember tanggal 5 , di hari inilah hubungan saya dan tante Ikha yang lebih mendalam bermulai. Dimulai dari Tante Ikha yang dimarahi oleh atasan kami di Pagi hari, terlebih lagi beliau memarahi tante Ikha di hadapan bawahan2 tante Ikha. Saya tahu sebenarnya penyebab kinerja tante Ikha yang menurun selama seminggu belakangan ini diakibatkan adiknya bermasalah di kuliahnya.(kasus kriminil ringan sehingga Tante Ikha dipanggil oleh Kampus selaku Walinya). Mungkin karena stress yang menumpuk ditambah dimarahi bos, usai jam kerja tante Ikha langsung saja menuju mobilnya sampai2 dia lupa kalau saya yang memegang kunci mobilnya.Karena melihat dia yang mukanya kusut (matanya juga sudah berkaca kaca hehe) , saya berinisiatif mengajak dia jalan2. Tante Ikha pasrah saja dan selama perjalanan dia lebih banyak diam dan menjawab seadanya pertanyaan dari saya ( mungkin dia juga menahan tangis). Bagi yang tahu atau pernah ke Bandung pasti tahu daerah Dago , daerah ujung atas kota Bandung yang lumayan banyak restoran dan tempat2 yang cukup nyaman untuk berduaan. Sesudah makan saya mengajak tante Ikha ke semacam bukit/lapangan kosong yang oleh orang2 sekitar dinamakan Starlight. Biasanya orang kesana melihat2 Kota bandung , lampu2 dan juga melihat bintang. Karena lapangannya luas banyak mobil yang parkir disana, tapi banyak juga yang mesum karena tempatnya cukup gelap hehehe.

Setelah dipancing untuk curhat akhirnya dia menangis dan keluarlah semua emosi yang tersimpan. Sewaktu melihat tangannya saya melihat tangan mungil dibandingkan dengan tangan saya yang besar, baru saya menyadari tante Ikha juga wanita yang butuh perlindungan yang juga bisa menangis (biasanya sangat tegar). Saya sampaikan padanya kejadian dimana dia menasihati saya ( awal2 saya bekerja) dan saya beritahukan kalau saya berubah karena kata2 nya itu, dia sumber semangat saya. Saya pun bilang kalau adiknya pasti bisa berubah. Saya memegang tangannya dan menyentuhkan ujung2 jari kami. Dia menatap saya , lain dari biasanya bukan tatapan pada keponakan tapi lebih sebagai kekasih. Dia bertanya apa boleh dia bersender pada bahu saya. Kami pun melewati 1 jam berikutnya sambil berpegangan tangan dengan posisi tante Ikha bersender seperti orang berpacaran. Sewaktu dia mendekap tangan saya di dadanya, jujur saya sempat terangsang sih hahaha namanya juga laki2 , tapi karena momentnya kurang pas jadi saya kesampingkan pikiran2 mesum. ( padahal di sebelah ujung ada beberapa pasangan yang sedang mesum di atas motor)

Mulai dari saat itu hubungan saya dan tante Ikha menjadi sangat dekat, kegiatan yang paling saya sukai ialah sewaktu kami memasak makan malam. Sering sekali tubuh kami bersentuhan ataupun saya mendekap tubuhnya dari belakang. Saya sering curi2 kesempatan untuk memperlakukan dia sebagai kekasih saya. Serba salah juga karena status kami tidak resmi.Belakangan saya tahu kalau dia juga sering curi2 kesempatan menggoda saya secara tersirat. Dia sering sengaja membuat sop kaldu atau menu lain lalu mencelupkan jarinya dan menyuruh saya mencicipi dari jarinya, di kesempatan lain tante Ikha sengaja makan sampai berceceran di bibirnya dan meminta saya membersihkannya. Mungkin sepele tapi sangat merangsang buat saya. Seringkali saya membayangkan tubuhnya telanjang saat dia memakai Pakaian memasak. Oh iya Tante Ikha selalu memasak dengan pakaian khususnya yang dia bawa dari Belanda. Mungkin juga ini fetish tapi sewaktu dia memakai pakaian itu gairah sex saya selalu memuncak. Kami sama2 sadar bahwa tindakan ini salah, tapi sama2 tidak ada yang mau membahas masalah ini. Kami sama2 menikmati jadi TTM an

Hubungan kami semakin dalam sampai akhirnya kami berhubungan ke arah seksual diawali dari kejadian Pompa air kami yang rusak. Karena hari itu sedang libur(hari sabtu) saya berinisiatif membetulkan pompa yang rusak itu.Sewaktu sedang sibuk membetulkan pompa , tante Ikha memanggil saya dari belakang menyuruh saya istirahat dulu dan dia membawakan saya minuman. Karena posisinya yang membungkuk saya secara tidak sengaja melihat belahan payudaranya., apalagi kaus yang dipakainya cukup tipis membuat lekukan payudaranya semakin terlihat. Otomatis "adik" saya yang di bawah langsung meraung-raung.Tapi saya menahan diri. Merasa saya menatapnya terus muka tante Ikha memerah. " Ngeliatin apaan sih daritadi?"
saya cuma tersenyum dan balik badan membetulkan pompa lagi. (sebenarnya waktu itu saya takut juga ketahuan kalau saya sedang ON hehe). Tapi ternyata sambungan pipa yang saya kerjakan kurang kuat sehingga airnya justru menghambur keluar. Saya yang secara reflek menghindar, tapi justru air itu malah mengenai tante Ikha. Bajunya yang putih langsung basah kuyup serta kotor. ( karena sambungan pompanya lepas, sehingga airnya bercampur dengan bubuk besi ) . " Aduh baju tante jadi kotor nih .." Saat itu saya benar2 horny melihat sosok tante Ikha yang basah kuyup dan tangannya saat itu sedang menggosok bajunya ( tepatnya payudaranya) yang kotor kena bubuk besi. Entah kemasukan apa saya langsung berdiri dan memeluk tante Ikha . "adik" saya yang sudah kenceng sedari tadi langsung menempel pada tubuhnya yang basah. Saya mencoba berbisik pada tante Ikha. Mungkin karena gugup dan grogi suara saya serak sekali nyaris tak terdengar. "Aku cium tante boleh ? " Entah tante Ikha mendengar atau tidak pertanyaan tadi dia hanya tersenyum dan mendekatkan dahinya ke arah mukaku. Saya pun mendekatkan kepala saya dan mencoba mencium bibirnya. Waktu itu saya grogi sekali., badan saya bergetar kencang dan saya mengigil, tante Ikha tetap tersenyum dan memegang bibir saya dengan dua jarinya , kemudian mendekatkan bibirnya dan kami pun berciuman. Seumur hidup saya ini moment seksual yang paling berkesan menurut saya. Sementara pompa bocor itu terus menyemprotkan air ( yang sebenarnya kotor hehe) kami berciuman mesra. Saya yang tidak berpengalaman sebenarnya agak susah untuk bernafas, karena kendali dipegang tante Ikha saya hanya menuruti gerakan bibirnya saja. Di saat lidah tante Ikha mulai menyapu bibir saya, saya kaget seakan ada aliran listrik di seluruh tubuh saya, lidah kami bersentuhan dan saling berpagutan. Kami semakin bernafsu dalam berciuman dan saya bisa rasakan air liur saya dan air liurnya bercampur. (ditambah air dan bubuk besi haha). Secara naluri saya memegang pinggang tante Ikha dan tangan kiri saya mulai meremas Payudaranya secara lembut. Kira2 lima menit ( mungkin) kami bercumbu, dan tante Ikha memegang tangan saya yang sedang meremas payudaranya. Dia menurunkan tangan saya dan menatap saya. Tatapannya seakan dia ingin bilang kalau dia mau tapi tidak boleh. Saya pun menurutinya dan menutup pompa yang tadi bocor.Tapi itu tidak bertahan lama, sewaktu saya berjalan di belakang tante Ikha , nafsu saya kembali memuncak. Saya memeluk tubuhnya dari belakang dan Meremas kembali payudaranya sambil menciumi lehernya. Sesaat ada gerakan meronta tetapi lebih cenderung pasrah dari tante Ikha. Semakin lama dia justru memegang tangan saya agar keduanya meremas payudaranya. Karena capek berdiri saya menuntuk tante Ikha untuk berjalan dan bertumpu dengan tangan pada kulkas yang ada di dekat situ. Penis saya yang sudah berdiri tegak saya selipkan pada belahan pantat tante Ikha. Saya mulai menggerakan tubuh saya dan saya merasakan Penis saya hangat sekali ditambah bergesekan dengan pantat tante Ikha. Tangan tante Ikha yang sedang menempel pada pintu kulkas secara asal mengambil salah satu gantungan magnet dan menaruhnya pada tangan saya. tante Ikha menuntun tangan saya masuk ke dalam kausnya dan menyentuhkan ujung magnet yang dingin ke seluruh tubuhnya. Tiba2 muncul ide iseng , saya pun memasukan magnet dingin tersebut ke dalam Bra tante Ikha, dia tersentak sebentar dan tertawa. Kami terus dalam posisi seperti itu untuk beberapa lama. Kejadian tadi terulang kembali. Tante Ikha membalikan tubuhnya dan menatapku seakan berkata " Kita ini tante dan keponakan". Saya tau dari mimik wajahnya dia sudah sangat terangsang., tapi sekali lagi saya mengalah dan pergi ke kamar untuk berganti baju. Mungkin karena kesal hasrat saya tidak tersampaikan saya Masturbasi sampai saya sendiri ketiduran.

Sore harinya, tante Ikha datang ke kamar saya dan membangunkan saya. Di sini lah kami berjanji kalau kejadian tadi adalah yang pertama dan terakhir kalinya. Tapi apa daya , posisi saya yang tanpa celana dalam ( bekas kegiatan tadi siang haha) justru membuat momen janji ini jadi bullshit belaka. Ujung-ujungnya justru tante Ikha sendiri yang memegang penis saya dari luar selimut kemudian dia mulai mengocoknya. Saya yang langsung terangsang memegang pipinya dengan kedua tangan saya dan mulai mengelus seluruh mukanya sambil jari jempol kanan saya saya masukan ke mulut tante Ikha. Suara Bibir tante Ikha menghisap jari saya sangat membangkitkan gairah saya. saya pun memeluk tubuhnya dan mendekapnya masuk sehingga posisi kami sama2 terbaring penuh di tempat tidur. Mungkin akibat janji palsu yang barusan kami buat , saya hanya berani menggesekan penis saya di paha tante Ikha, tetapi tangan saya sudah bergerilya melucuti pakaian atas tante Ikha. Inilah pengalaman pertama saya melihat Payudara wanita lain bulat2 selain ibu saya.( selain payudara artis2 bokep tentunya hehehe.) Tante Ikha menyodorkan putingnya yang sudah mengeras ( saya sedikit heran juga melihat puting susu yang bisa mengeras sampai seperti itu) dan saya secara naluriah menjilati dan menyedot puting tante Ikha bagaikan bayi yang sedang menyusu. Untungnya kali ini hasrat saya bisa tersampaikan. sperma saya berhamburan membasahi perut tante Ikha. Dengan iseng saya menyapunya masuk ke dalam lubang pusarnya dan tertawa tawa. Tante Ikha ber pura pura cemberut dan memukul dengan halus dada saya. Saya sudah mengganggap tante Ikha sebagai kekasih saya secara penuh, begitu pun tante Ikha terhadap saya. Malam itu kami tidur berpelukan dengan tante Ikha masih mengenakan CD, Kami menyalurkan nafsu kami dengan batasan "Tante dan keponakan"

tidak terhitung berapa kali kami berjanji untuk mengakhiri perbuatan ini , tapi selalu saja gagal. Saat ini saya masih tinggal bersama tante Ikha. Perbuatan kami sudah diketahui oleh Kedua orang tua saya juga keluarga yang lain. Bulan2 awal di tahun 2009 kami lalui dengan berat akibat larangan dan tekanan dari pihak keluarga. Tapi sejak akhir Juni kemarin saya sudah berkeputusan untuk menikahi tante Ikha dan bertanggung jawab sepenuhnya. Kalaupun kami tidak bisa menikah di Indonesia, kami akan mencari cara untuk menikah di Luar. Mungkin konyol tapi kami sering jalan2 dan melihat kereta bayi dan perlengkapan bayi dan berharap kami bisa membina keluarga yang bahagia.

Read More

Bercinta di Locker Room Sekolah

Kenalkan aku Patrick, aku adalah seorang guru olah raga di salah satu sekolah internasional di Jakarta, saya berwarga negara Belanda, saya sudah 10 tahun mengajar di Indonesia. Di tahun yang ke 9 saya mengajar, masuklah seorang guru baru, ia bernama Olive, Olivia Margareta lengkapnya, ia berusia 24 tahun, dan ia mengajar Fisika di sekolah kami.

Wanita inilah yang selalu membuatku susah tidur, karena kecantikannya yang tiada tara, karena sebelumnya saya tidak pernah jatuh hati pada seorang wanita asia.

Kala itu bell waktu pulang terdengar, para siswa pulang meninggalkan sekolah di jemput orang tua atau supir mereka. Karena sebentar lagi akan di adakan study tour, maka beberapa guru yang terpilih menjadi 

panitia pulang lebih akhir dibandingkan guru lainnya, kebetulan saya sebagai ketua pelaksana dan bu olive sebagai sekretaris. Pada hari itu sedang diadakan rapat staff panitia inti (Ketua, sekretaris dan bendahara), kami membahas perencanaan acara, dan ketika selesai rapat, Pak Arno (Bendahara) dia terburu-buru pulang, karena istrinya sedang dirawat. Di ruang guru hanyalah ada aku dan bu Olive, kami mengobrol sambil berkemas bersiap segera pulang, bu Olive mengobrol sambil meminum kopinya dan hendak ia habiskan, namun, kopi itu tumpah ke baju bu olive, "wah.... Tumpah lagi ni kopi.... Harus ganti baju dulu deh, untung aku bawa baju ganti" katanya sambil mengambil baju ganti di dalam tasnya dan langsung menuju locker room.
Entah ada setan apa yang merasuki otak saya, saya tiba-tiba ingin mengintipnya, karena memang nampak tubuhnya yang bisa tertutup dengan blazer dan baju mengajar itu sangatlah indah, terlihat tonjolan payudaranya yang besar menurutku, dan terkadang aku sering curi-curi pandang ke arah rok mininya, terlihat pahanya yang terbungkus stoking sangatlah menggairahkan.

Setelah sampai di locker room, aku mengendap masuk sedikit demi sedikit ke ruangan itu, nampak bu Olive sedang membuka blazer birunya yg tadi ketumpahan kopi, terlihat gundukan payudaranya yang sedang bersembunyi di balik kemeja putihnya yang agak tipis, peniskupun mulai mengeras, terlebih saat ia menanggalkan rok mini dan celana dalamnya, nampak dari belakang belahan pantat yang bulat lalu ia juga melepaskan 

kemeja putih tipisnya, kini hanya Bra saja yang masih menempel di badannya. Penisku sudah tidak karuan kerasnya, ingin rasanya aku meremas payudara wanita asia yang selama setahun ini ku taksir itu.

Kemudian ia berjalan ke locker punyanya bermaksud mengambil baju ganti yang ia bawa tadi dan ia pun masih belu sadar dirinya tengah aku intip, iapun melepas branya, nampak payudara yang berukuran sedang menggelantung indah, membuat aku menelan ludah terus-menerus, hal itu sontak membuat bu Olive kaget dan berbalik ke belakang, dan ia terkejut, ada sesosok pria tinggi besar sedang mengintipnya. Secara spontan ia menutupi tubuhnya dengan kemeja yang tadi ia tanggalkan.

Aku bingung dan malu, aku salah tingkah, dan ingin hati melarikan diri karena malu, namun wajahku sudah dia lihat. Bu olive langsung menyuruhku mendekat, aku terkaget mendengar perintahnya itu, aku memberanikan diti mendekat sebagai rasa tanggungjawabku atas keslahan yang memalukan itu.

Bu Olive : "Pak Patrick!??, sedang apa disini? Mengintip saya yang sedang ganti baju??" Sambil terlihat agak marah dan melemparkan Celana dalamnya ke wajahku,
Aku : "emmm.... Ehh... Maaf... Saya tidak bermaksud" sambil menangkap Celana dalam yang terlempar di wajah ku itu, terhisap aroma vagina bu Olive dari celana dalam itu, secara tak sadar aku malah menciumi celana dalam itu, bu Olive bingung dan menepuk dadaku, sambil berkata: "eh pak!!! Itu celana dalem saya yang tadi saya kenakan loh... Gak bau gitu?!!"
Aku menjawab spontan : "jangankan celana dalam ibu yang bekas dikenakan, vagina ibupun akan saya hirup kalau diizinkan"

Bu Olive tersenyum sekaligun mengkerutkan wajahnya, "sunggung??!!!, anda mau menghirup vagina saya yang sedang basah ini??" Kata bu Olive sambil membukakan penghalang tubuh telanjangnya dan menunjukkan ke arah vaginanya, aku tertegun dan melotot mataku serasa tak percaya, melihat vagina bu olive yang ditumbuhi bulu kelamin yang tipis itu. Penisku langsung keras seketika, terlebih pada saat ia membaringkan dirinya di atas meja ruang ganti dan membuka vaginanya itu de depan mataku, dan bu Olive langsung menyuruhku untuk menjilatinya, "ayo sini... Katanya mau menghirup memek aku??? Ayo sini pak patrick...." 
Mendengar itu aku langsung menggila seketika dan langsung melumat habis vagina yang telah menganga di depan mataku itu. Aku jilati belahan mulut vagina berbulu tipis itu sampai bu Olive tampak menggelinjang dan mendesah "terus pak... Sedot ahhhh... Enak pak... Ahhh... Iya begitu pak... Ouhhh ouhhhh ouuuhhhhh shit.... Ahhhh" desahan horny yang sudah tak karuan, nafasnya kini tak beraturan dan tiba-tiba ia menjepit kepalaku degan selangkangannya dan menjambak rambutku, dan mendesakkan kepalaku ke vaginanya, dan ternta ia telah orgasme. Setelah melemas 

jambakannya atas rambutku, aku langsung menanggalkan semua pakaianku, walau tanpa izin bu Olive untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya, namun aku langsung lakukan itu.
Aku basahi penis panjangku dengan air liurku sendiri da langsung ku tancapkan ke dalam vagina bu Olive yang masih basah dengan cairan vaginannya, bu olive meringis tapi keenakan, ia mendesah tak karuan membuatku semakin bernafsu menggoyangkan penis besarku ini keluar masuk liang kemaluannya bu Olive. "Ahhh.... Ahhh.... Bu Olive, baru kali ini aku merasakan memek wanita asia, ternyata lebih nikmat dibanding memek orang eropa, ahhh.... Ahhhh...." Desahku sambil terus menggenjot vagina bu Olive dengan penisku yang keras.

Kemudian aku bangunkan bu olive dari pembaringannya dan langsung aku tunggingkan dia, aku masukkan penis dalam posisi Dogy Style, aku semakin kencang menggoyangkan penisku maju mundur, terasa semakin nikmat saja vagina bu Olive.

Terdengar desahan dari bu Olive, "ahhh... Pak petrick, kontolmu gede banget banget, aku gak kuat, mau dapet ni... Ahhhhhh...." Desah panjangnya menandakan orgasmenya yang kedua.

Kini olive aku baringkan lagi di meja dan ku buka pahanya lebar-lebar, aku masukkan lagi penisku yang sekitar beberapa menit lagu akan berejakulasi, "ahhh... Ahhh.... Bu olive kamu cantik banget hari ini, dan memek anda sangat nikmat... Ahhh... Ahhh" pujiku sambil terus menggenjot penisku dengan cepat, semakin cepat goyanganku semakin nikmat dan semakin bu Olive mendesah tak karuan... Dan... "Ahhhh ahhhh.... Shit... I'll cumming honey... Ooohhhh... Argghhhh..... I'm cumming a... Ahhhh......" Desahku sambil menyemburkan spermaku di dalam vagina bu Olive, serasa deras ku alirkan sperma di vaginanya, hingga meluap keluar mulut vagina bu Olive.

Aku tidak langsung cabut penisku, karena masih nyaman terjepit oleh vagina bu olive, setelah melemas, aku cabut perlahan dan meluaplah semua sperma yang tadi aku tumpahkan di dalam vagina wanita cantik itu. Tanpa banyak bicara, kami langsung berpakain dan aku langsung keluar loker seakan tidak pernah terjadi hal indah itu.

Read More

Kisah Herman dan Nolina

Lina adalah seorang gadis yang memilki tubuha yang cukup sempurna dengan ukuran payudara 32 Dia sangat seksi dan dia di kenal sexy dikalangan kampusnya. Sudah banyak pria yang berusaha mendekatinya namun tidak ada satupun yang berhasil mendekatinya dan mengambil hatinya. Heri pemuda ganteng adalah salah satu pria yang terus berusaha mendekati Lina. Pada akhirnya Heri pun berhasil menarik simpati Lina. Suatu ketika Lina sedang latihan Tenis dia minta di jemput Heri. Heri dengan senang hati menjemput Lina. Rok Lina yang sexy sempat membuat Heri berdecak kagum. " Her ngapain kamu kok melotot tubuh gue terus malu ah dilihat orang dan teman-teman." Eh sorry habis kamu cantik sih siapa yang engga kagum sama kamu. Lekas dong antar gue pulang. Okey deh. Sesampai di rumah Lina yang sepi Lina menawarkan minuman pada Heri dan mereka bercakap-cakap di kamar Lina yang luar. "Lin kamu sayang aku enggak sih. Ya aku sayang kamu emang kenapa. JIka kamu sayang aku aku pingin bukti darimu gimana. Okey kamu minta bukti apa jawab Lina. AKu mau lihat tubuh kamu terbuka satu persatu. Siapa takut. jawab Lina. Heri langsung memeluk Lina dan mencium lehernya. Oh Heri........desah Lina ketika Heri mulai mencium leher Lina dengan penuh perasaan. Diangkatnya kaos Lina dan ternyata Lina enggak pakai Bh lagi. Heri meremas payudara yang indah tersebut dengan penuh napsu seakan dia enggak mau melepaskan remasannya dari payudara nalina. Her jang keras-keras ya Her....oh.......ehmmm… kamu cantik sekali Lina aku suka kamu….. Heri mencoba untuk membahagiakan kekasihnya. Dengan lembut dan rasangan yang Heri berikan memberikan kenitmatan tersendiri buat Lina. Oh………………Her terus say… kamu pandai membahagiakan wanita Her ohhhhhhhhh……………hmmmmmmmmmmmmmmm.
Heri terus memberikan ciuman dan ransangan maut di puting payudara Lina tampa berhenti. Lina kemudian di pangkunya dan Heri melumat bibir Lina yang begitu penuh napsu. remasan dan ciuman dileher lina tidak pernah berhenti. tangan Heri mulai menyusup di balik rok mini Lina dan meremasnya dengan lembut. uw....uh....Heri.....ssssst........uh......terus yang uh.......Heri mulai meningkatkan permainannya dengan memasukkan ujung jarinya di liang vagina Lina.... ah…..Heri…….. Heri juga sekali-kali juga mengigit puting payudara yang begitu mempesona. Desahan demi desahan mereka rasakan berdua.
Heri terus menelusuri tubuh Lina yang mulus. Dia akan kaki lina dan dia mainkan memek lina membuat Lina semakin terangsang. Remasan demi remasan dia berikan di sekitar Payudara Lina…dan jari Heri bermain dengan lincahnya di vagina Lina. Lina mengatur sedemikian rupa posisinya agar Heri dengan mudah menitmati payudara yang begitu montok dan memberikan kenitmatan tersendiri buat Heri. Her……terus her aku menikmatinya
Heri kemudian membaringkan tubuh kekasihnya dan Dia naikkan rok Lina dan menjilati memek yang sudah tidak mengunakan cd tersebut. Uh….Her…….dengan lincah dan lembutnya Heri mulai menjilati memek yang udah basah tersebut dengan penuh perasaan. Lina mengangkat dan menekuk kakinya supaya Heri lebih bebas mejilati memeknya. Heri terus memainkan lidahnya di liang vagina Lina. Dia gigit dengan lembut bagian klotis Lina yang kemerah-merah… Auh….uh……….Her………..ssssssssst nitmat sayang terus…..uh………Heri kemudian mengangkat tinggi pinggul Lina dan dia terus memainkan lidahnya di liang vagina Lina. Lina tidak henti-hentinya mendesah seakan dia menitmati sekali permainan kekasihnya yang begitu luar biasa. Gimana Lin enak enggak jilatanku…..ehmmmmm…..nikmat sekali Her…kamu kok pengalaman sekali. Udah pernah jilatin memek ya. Iya dulu dengan pacarku yang pertama. Terusin Her. Heri meneruskan jilatannya Her aku keluar nih uh….uh…. Heri enggak mempedulikan erangan kekasihnya.
Heri kemudian melucuti pakaiannya dan menyuruh Lina nunggging. Heri memang paling suka jilatin memek Lina. Dengan penuh napsu Heri terus memainkan lidahnya di laing vagina Lina. Lina udah beberapa kali keluar dan dia minta Heri menghentikannya tapi Heri enggak mau. Dia terus mainkan lidahnya di liang vagina Lina. Heri udah dong ayo masukkan sayang aku udah enggak tahan nih. Sebentar lagi ya aku sedang nitmati memek kamu yang nitmat ini biar kamu cepat puas.
Kemudian Heri membuka lebar bibir kemaluan Lina dan dijilatinnya cairan yang terus keluar dari memek lina. Heri begitu menitmati sekali menjilatin memek Lina. Setelah Puas dia mengatur posisi berbaring untuk mengatur permainan berikutnya. Lina menyadari hal ini. Heri menyuruh Lina kekasihnya membersihkan cairan memek lina yang begitu keluar banyak.Lina sangat menitmati permaianan kekasihnya.
Lina Akhirnya memegang batang ****** Heri dan mengulum nya habis. Setelah puas Lina memegang batang ****** itu dari belakang dan memasukkan dalam memeknya.Blessek slepp Oh……Her……kontolmu nitmat sayang. Heri membiarkan Lina menaik turunkan pantatnya dan dia sibut menghisap pentil susu Lin ayang menganggur. Sesekali Heri menaikkan pantatnya dan kontolnya untuk mengimbangi permainan Lina. Uh……aaaaah……….desah Heri terus
****** Heri sempat terlepas dari memek Lina akibat permainan liana yang begitu cepat. Dia pegang kotolnya dan dia masukkan kembali ke liang memek Lina. Kali ini Heri yang mengatur ritme Permainan. Terlihat memek Lina mulai mengeluarkan cairan berwarna putih kental. Ah…Heri uh….lebih keras lagi yang ………terus Heri…..uh….uh…sssssstsss….ssssstttt…………..desah Lina semakin cepat. Permainan kedua insan ini semakin lama semakin cepat. Begitu juga Heri
Lina merubah posisinya dengan bebas dia memaju mundurkan pinggungnya sehingga memberikan kenitmatan tersendiri buat Heri. Tanda-tanda Heri mau capai klimaknya sudah semakin nampak. Lina di suruhnya bergerak lebih cepat lagi uh….lin…….terus lin……..ah aku mau sampai nih lin…. Aku juga mas …oh……………..Heri…..akkkkkkku……..keluar………..creet…..c rett Lina mencapai puncaknya disusul Heri yang menyodokkan kontolnya lebih keras lagi di liang memek Lina. Ah Lin …..crottt---crotttt…………kedua insan ini sampai pada kepuasan bersama.

Read More

Kulit Putih Kakak Pacarku

Siang itu, ponselku berbunyi, dan suara merdu dari seberang sana memanggil.

"Di, kamu ke rumahku duluan deh sana, saya masih meeting. Dari pada kamu kena macet di jalan, mendingan jalan sekarang gih sana."
"Oke deh, saya menuju rumah kamu sekarang. Kamu meeting sampai jam berapa?"
"Yah, sore sudah pulang deh, tunggu aja di rumah."

Meluncurlah aku dengan motor Honda ke sebuah rumah di salah satu kompleks di Jakarta. Vina memang kariernya sedang naik daun, dan dia banyak melakukan meeting akhir-akhir ini. Aku sih sudah punya posisi lumayan di kantor. Hanya saja, kemacetan di kota ini begitu parah, jadi lebih baik beli motor saja dari pada beli mobil. Vina pun tak keberatan mengarungi pelosok-pelosok kota dengan motor bersamaku.



Kebetulan, pekerjaanku di sebuah biro iklan membuat aku bisa pulang di tengah hari, tapi bisa juga sampai menginap di kantor jika ada proyek yang harus digarap habis-habisan. Vina, pacarku, mendapat fasilitas antar jemput dari kantornya. Jadi, aku bisa tenang saja pergi ke rumahnya tanpa perlu menjemputnya terlebih dulu.

Sesampai di rumahnya, pagar rumah masih tertutup walau tidak terkunci. Aku mengetok pagar, dan keluarlah Marta, kakak Vina, untuk membuka pintu.

"Loh, enggak kerja?" tanyaku.
"Nggak, aku izin dari kantor mau ngurus paspor," jawabnya sambil membuka pintu pagarnya yang berbentuk rolling door lebar-lebar agar motorku masuk ke dalam.
"Nyokap ke mana?" tanyaku lagi.
"Oh, dia lagi ke rumah temannya tuh, ngurusin arisan," kata Marta, "Kamu mau duduk di mana Dodi? Di dalam nonton tv juga boleh, atau kalau mau di teras ya enggak apa juga. Bentar yah, saya ambilin minum."

Setelah motor parkir di dalam pekarangan rumah, kututup pagar rumahnya. Aku memang akrab dengan kakak Vina ini, umurnya hanya sekitar dua tahun dari umurku. Yah, aku menunggu di teras sajalah, canggung juga rasanya duduk nonton tv bersama Marta, apalagi dia sedang pakai celana pendek dan kaos oblong.

Setelah beberapa lama menunggu Vina di teras rumah, aku celingukan juga tak tahu mau bikin apa. Iseng, aku melongok ke ruang tamu, hendak melihat acara televisi. Wah, ternyata mataku malah terpana pada paha yang putih mulus dengan kaki menjulur ke depan. Kaki Marta ternyata sangat mulus, kulitnya putih menguning.

Marta memang sedang menonton tv di lantai dengan kaki berjelonjor ke depan. Kadang dia duduk bersila. Baju kaosnya yang tipis khas kaos rumah menampakkan tali-tali BH yang bisa kutebak berwarna putih. Aku hanya berani sekali-kali mengintip dari pintu yang membatasi teras depan dengan ruang tamu, setelah itu barulah ruang nonton tv. Kalau aku melongokkan kepalaku semua, yah langsung terlihatlah wajahku.

Tapi rasanya ada keinginan untuk melihat dari dekat paha itu, biar hanya sepintas. Aku berdiri.

"Ta, ada koran enggak yah," kataku sambil berdiri memasuki ruang tamu.
"Lihat aja di bawah meja," katanya sambil lalu.

Saat mencari-cari koran itulah kugunakan waktu untuk melihat paha dan postur tubuhnya dari dekat. Ah, putih mulus semua. Buah dada yang pas dengan tubuhnya. Tingginya sekitar 160 cm dengan tubuh langsing terawat, dan buah dadanya kukuh melekat di tubuh dengan pasnya.

"Aku ingin dada itu," kataku membatin. Aku membayangkan Marta dalam keadaan telanjang. Ah, 'adikku' bergerak melawan arah gravitasi.

"Heh! Kok kamu ngeliatin saya kayak gitu?! Saya bilangin Vina lho!," Marta menghardik.

Dan aku hanya terbengong-bengong mendengar hardikannya. Aku tak sanggup berucap walau hanya untuk membantah. Bibirku membeku, malu, takut Marta akan mengatakan ini semua ke Vina.

"Apa kamu melotot begitu, mau ngancem?! Hah!"
"Astaga, Marta, kamu.. kamu salah sangka," kataku tergagap. Jawabanku yang penuh kegamangan itu malah membuat Marta makin naik pitam.
"Saya bilangin kamu ke Vina, pasti saya bilangin!" katanya setengah berteriak. Tiba-tiba saja Marta berubah menjadi sangar. Kekalemannya seperti hilang dan barangkali dia merasa harga dirinya dilecehkan. Perasaan yang wajar kupikir-pikir.
"Marta, maaf, maaf. Benar-benar enggak sengaja saya. saya enggak bermaksud apa-apa," aku sedikit memohon.
"Ta, tolong dong, jangan bilang Vina, kan cuma ngeliatin doang, itu juga enggak sengaja. Pas saya lagi mau ngambil koran di bawah meja, baru saya liat elu," kataku mengiba sambil mendekatinya.

Marta malah tambah marah bercampur panik saat aku mendekatinya.

"Kamu ngapain nyamperin saya?! Mau ngancem? Keluar kamu!," katanya garang. Situasi yang mencekam ini rupanya membuatku secara tidak sengaja mendekatinya ke ruang tamu, dan itu malah membuatnya panik.
"Duh, Ta, maaf banget nih. Saya enggak ada maksud apa-apa, beneran," kataku.

Namun, situasi telah berubah, Marta malah menganggapku sedang mengancamnya. Ia mendorong dadaku dengan keras. Aku kehilangan keseimbangan, aku tak ingin terjatuh ke belakang, kuraih tangannya yang masih tergapai saat mendorongku. Raihan tangan kananku rupanya mencengkeram erat di pergelangan tangan kirinya. Tubuhnya terbawa ke arahku tapi tak sampai terjatuh, aku pun berhasil menjaga keseimbangan. Namun, keadaan makin runyam.

"Eh! kamu kok malah tangkep tangan saya! Mau ngapain kamu? Lepasin enggak!!," kata Marta.

Entah mengapa, tangan kananku tidak melepaskan tangan kirinya. Mungkin aku belum sempat menyadari situasinya. Merasa terancam, Marta malah sekuat tenaga melayangkan tangan kanannya ke arah mukaku, hendak menampar. Aku lebih cekatan. Kutangkap tangan kanan itu, kedua tangannya sudah kupegang tanpa sengaja. Kudorong dia dengan tubuhku ke arah sofa di belakangnya, maksudku hanya berusaha untuk menenangkan dia agar tak mengasariku lagi. Tak sengaja, aku justru menindih tubuh halus itu.

Marta terduduk di sofa, sementara aku terjerembab di atasnya. Untung saja lututku masih mampu menahan pinggulku, namun tanganku tak bisa menahan bagian atas tubuhku karena masih mencengkeram dan menekan kedua tangannya ke sofa. Jadilah aku menindihnya dengan mukaku menempel di pipinya. Tercium aroma wangi dari wajahnya, dan tak tertahankan, sepersekian detik bibirku mengecup pipinya dengan lembut.

Tak ayal, sepersekian detik itu pula Marta meronta-ronta. Marta berteriak, "Lepasin! Lepasin!" dengan paraunya. Waduh, runyam banget kalau terdengar tetangga. Yang aku lakukan hanya refleks menutup mulutnya dengan tangan kananku. Marta berusaha vaginaik, namun tak bisa. Yang terdengar hanya, "Hmmm!" saja. Namun, tangannya sebelah kiri yang terbebas dari cengkeramanku justru bergerak liar, ingin menggapai wajahku.

Hah! Tak terpikir, posisiku ini benar-benar seperti berniat memperkosa Marta. Dan, Marta sepertinya pantas untuk diperkosa. Separuh tubuhnya telah kutindih. Dia terduduk di sofa, aku di atasnya dengan posisi mendudukinya namun berhadapan. Kakinya hanya bisa meronta namun tak akan bisa mengusir tubuhku dari pinggangnya yang telah kududuki. Tangan kanannya masih dalam kondisi tercengkeram dan ditekan ke sofa, tangan kirinya hanya mampu menggapai-gapai wajahku tanpa bisa mengenainya, mulutnya tersekap.

Tubuh yang putih itu dengan lehernya yang jenjang dan sedikit muncul urat-urat karena usaha Marta untuk vaginaik, benar-benar membuatku dilanda nafsu tak kepalang. Aku berpikir bagaimana memperkosanya tanpa harus melakukan berbagai kekerasan seperti memukul atau merobek-robek bajunya. Dasar otak keparat, diserang nafsu, dua tiga detik kemudian aku mendapatkan caranya.

Tanpa diduga Marta, secepat kilat kulepas cengkeraman tanganku dari tangan dan mulutnya, namun belum sempat Marta bereaksi, kedua tanganku sudah mencengkeram erat lingkaran celana pendeknya dari sisi kiri dan kanan, tubuhku meloncat mundur ke belakang.

Kaki Marta yang meronta-ronta terus ternyata mempermudah usahaku, kutarik sekeras-kerasnya dan secepat-cepatnya celana pendek itu beserta celana dalam pinknya. Karena kakinya meronta terus, tak sengaja dia telah mengangkat pantatnya saat aku meloncat mundur. Celana pendek dan celana dalam pink itu pun lolos dengan mudahnya sampai melewat dengkul Marta.

Astaga! Berhasil!

Marta jadi setengah bugil. Satu dua detik Marta pun sempat terkejut dan terdiam melihat situasi ini. Kugunakan kelengahan itu untuk meloloskan sekalian celana pendek dan celana dalamnya dari kakinya, dan kulempar jauh-jauh. Marta sadar, dia hendak vaginaik dan meronta lagi, namun aku telah siap. Kali ini kubekap lagi mulutnya, dan kususupkan tubuhku di antara kakinya. Posisi kaki Marta jadi menjepit tubuhku, karena dia sudah tak bercelana, aku bisa melihat vaginanya dengan kelentit yang cukup jelas. Jembutnya hanya menutupi bagian atas vagina. Marta ternyata rajin merawat alat genitalnya.

Pekikan Marta berhasil kutahan. Sambil kutekan kepalanya di sandaran sofa, aku berbisik,

"Marta, kamu sudah kayak gini, kalau kamu teriak-teriak dan orang-orang dateng, percaya enggak orang-orang kalau kamu lagi saya perkosa?"

Marta tiba-tiba melemas. Dia menyadari keadaan yang saat ini berbalik tak menguntungkan buatnya. Kemudian dia hanya menangis terisak. Kubuka bekapanku di mulutnya, Marta cuma berujar sambil mengisak,

"Dodi, please... Jangan diapa-apain saya. Ampun, Di. saya enggak akan bilang Vina. Beneran."

Namun, keadaan sudah kepalang basah, syahwatku pun sudah di ujung tanduk rasanya. Aku menjawabnya dengan berusaha mencium bibirnya, namun dia memalingkan mukanya. Tangan kananku langsung saja menelusup ke selangkangannya. Marta tak bisa mengelak.
Ketika tanganku menyentuh halus permukaan vaginanya, saat itulah titik balik segalanya. Marta seperti terhipnotis, tak lagi bergerak, hanya menegang kaku, kemudian mendesis halus tertahan. Dia pun pasti tak sengaja mendesah.

Seperti mendapat angin, aku permainkan jari tengah dan telunjukku di vaginanya. Aku permainkan kelentitnya dengan ujung-ujung jari tengahku. Marta berusaha berontak, namun setiap jariku bergerak dia mendesah. Desahannya makin sulit ditutupi saat jari tengahku masuk untuk pertama kali ke dalam vaginanya. Kukocokkan perlahan vaginanya dengan jari tengahku, sambil kucoba untuk mencumbu lehernya.

"Jangan Dod," pintanya, namun dia tetap mendesah, lalu memejamkan mata, dan menengadahkan kepalanya ke langit-langit, membuatku leluasa mencumbui lehernya. Dia tak meronta lagi, tangannya hanya terkulai lemas. Sambil kukocok vaginanya dan mencumbui lehernya, aku membuka resleting celanaku. "Adik"-ku ini memang sudah menegang sempurna sedari tadi, namun tak sempat kuperlakukan dengan selayaknya. Karena tubuhku telah berada di antara kakinya, mudah bagiku untuk mengarahkan penisku ke vaginanya.

Marta sebetulnya masih dalam pergulatan batin. Dia tak bisa mengelak terjangan-terjangan nafsunya saat vaginanya dipermainkan, namun ia juga tak ingin kehilangan harga diri. Jadilah dia sedikit meronta, menangis, namun juga mendesah-desah tak karuan. Aku bisa membaca situasi ini karena dia tetap berusaha memberontak, namun vaginanya malah makin basah. Ini tanda dia tak mampu mengalahkan rangsangan.

Penisku mengarah ke vaginanya yang telah becek, saat kepala penis bersentuhan dengan vagina, Marta masih sempat berusaha berkelit. Namun, itu semua sia-sia karena tanganku langsung memegangi pinggulnya. Dan, kepala penisku pun masuk perlahan. Vagina Marta seperti berkontraksi. Marta tersadar,

"Jangan..." teriaknya atau terdengar seperti rintihan.

Rasa hangat langsung menyusupi kepala penisku. Kutekan sedikit lebih keras, Marta sedikit menjerit, setengah penisku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh penisku telah ada di dalam vaginanya. Marta hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja. Ia sedang mengalami kenikmatan tiada tara sekaligus perlawanan batin tak berujung. Kugoyangkan perlahan pinggulku, penisku keluar masuk dengan lancarnya. Terasa vagina Marta mengencang beberapa saat lalu mengendur lagi.

Tanganku mulai bergerilya ke arah buah dadanya. Marta masih mengenakan kaos rumah. Tak apa, toh tanganku bisa menyusup ke dalam kaosnya dan menyelinap di balik BH dan mendapati onggokan daging yang begitu kenyal dengan kulit yang terasa begitu halus. Payudara Marta begitu pas di tanganku, tidak terlalu besar tapi tidak juga bisa dibilang kecil. Kuremas perlahan, seirama dengan genjotan penisku di vaginanya. Marta hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, tak mampu melakukan perlawanan. Pinggulnya ternyata mulai mengikuti goyangan pinggulku.

Aku buka kaos Marta, kemudian BH-nya, Marta menurut. Pemandangan setelah itu begitu indah. Kulit Marta putih menguning langsat dengan payudara yang kencang dan lingkaran di sekitar pentilnya berwarna merah jambu Pentil itu sendiri berwarna merah kecokelatan. Tak menunggu lama, kubuka kemejaku. Aktivitas ini kulakukan sambil tetap menggoyang lembut pinggulku, membiarkan penisku merasai seluruh relung vagina Marta.

Sambil aku bergoyang, aku mengulum pentil di payudaranya dengan lembut. Kumainkan pentil payudara sebelah kanannya dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di payudaranya. Ini semua membuat Marta mendesah lepas, tak tertahan lagi.

Aku mulai mengencangkan goyanganku. Marta mulai makin sering menegang, dan mengeluarkan rintihan, "Ah... ah..."

Dalam goyangan yang begitu cepat dan intens, tiba-tiba kedua tangan Marta yang sedang mencengkeram jok kursi malah menjambak kepalaku."Aaahhh," lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulut mungil Marta. Ia sampai pada puncaknya. Lalu tangan-tangan yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas di pundakku. Aku makin intens menggoyang pinggulku. Kurasakan penisku berdenyut makin keras dan sering.

Bibir Marta yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan tidak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini Marta membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada di payudaranya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan putingnya.

Vagina Marta kali ini cukup terasa mencengkeram penisku, sementara denyut di penisku pun semakin hebat.

"Uhhh," aku mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, penisku menghujam keras ke dalam vaginanya, mengiringi muncratnya spermaku ke dalam liang rahimnya.

Tepat saat itu juga Marta memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit, "Aahhh". Kemudian pelukannya melemas. Dia mengalami ejakulasi untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ejakulasiku. Marta terkulai di sofa, dan aku pun tidur telentang di karpet. Aku telah memperkosanya. Marta awalnya tak terima, namun sisi sensitif yang membangkitkan libidonya tak sengaja kudapatkan, yaitu usapan di vaginanya.

Ternyata, dia sudah pernah bercinta dengan kekasihnya terdahulu. Dia hanya tak menyangka, aku-pacar adiknya malah menjadi orang kedua yang menyetubuhinya.

Grrreeekkk. Suara pagar dibuka. Vina datang! Astaga! aku dan Marta masih bugil di ruang tamu, dengan baju dan celana yang terlempar berserakan ..

Read More
 

©2011Pojokan Dewasa | by TNB