Friday 2 May 2014
Diperkosa Tante-Tante
Aku adalah seorang pria lajang 20 th dengan
tinggi 175 cm berat 70 kg yang sedang kuliah di salah satu PTN di
daerahku. Aku tinggal disebuah rumah bedeng 5 pintu dan aku berada pada
pintu yang pertama. Kalau dibandingkan dengan teman-temanku, aku termasuk anak yang pemalu alias kuper (kurang pergaulan).
Hal ini membuatku lebih betah berada di kosanku, oh ya di bedeng
tersebut aku nge-kost, dari pada harus keluar rumah tanpa tujuan.
Sesekali aku juga sering menonton film BF untuk memuaskan hasrat
birahiku dan selalu berakhir dengan beronani. Cukup sudah pengantarnya
ok. Sekarang lanjut ke pengalaman pertamaku yang berawal dari tempat
kost dimana aku tinggal. Disebelah (pintu no2) tinggal seorang wanita
muda sekitar 25 tahun bernama Desi tinggi 160 berat 50 kg yang
bersuamikan seorang supir taxi tetapi sudah 7 tahun belum dikarunia
seorang anak. Pintu no3 ditempati oleh seorang wanita 35 tahun tinggi
165 berat 60 kg yang sudah memiliki 2 orang anak 7 dan 5 tahun yang
semuanya perempuan, ia bernama Ita. Nah, dari sinilah semuanya berawal.
Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni bedeng sibuk dibelakang
(mandi, mencuci). Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5
kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur (air harus diangkat ke
kamar mandi, maklum yang punya rumah belum punya Sanyo). Aku yang sudah
terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton TV. Lagi
asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi.
Mulanya sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga aku
dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku,
dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Desi yang sedang
mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu
berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak desi
yang sedikit kurus ternyata memiliki payudara sekitar 32b dan sangat
seksi sekali. Dengan bentuknya yang kecil beserta puting warna merah
jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang.
Aku terus mengamati dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang
kejantananku sudah mulai berdiri. Sudah tak tahan dengan pemandangan
tersebut aku langsung melakukan onani sambil membayangkan bercinta
dengan Mbak desi ditempat terbuka tersebut. Semenjak hal itu, aku jadi
ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya,
aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak desi. Hari itu
adalah hari minggu, dan aku sedikit kesiangan.
Ketika aku
keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Ita sedang mencuci pakaian. Dengan
posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku belahan payudaranya yang
terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34 b. Setiap kali aku
memperhatikan pantatnya, entah mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya
(mungkin pengaruh film BF dengan doggy style yang kebetulan favoritku).
Kembali batang kemaluanku tegang dan seperti biasa aku melakukan onani
di kamar mandi.
Dua hari kemudian terjadi keributan di
tetanggaku, yaitu Mbak ita yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya
(seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah
kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa.
Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Keesokan
harinya Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek,
dan kembali sorenya.
Sore itu aku baru akan mandi, begitu juga
dengan Mbak ita. Setelah selesai aku langsung buru-buru keluar dari
kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku menabrak
sesuatu yang ternyata adalah Mbak ita. Keadaan waktu itu sangat gelap
(mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan. Menerima tubrukan itu,
Mbak ita hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek aku langsung menangkap
tubuhnya. AduH! Tenyata aku tanpa sengaja telah menyentuh payudaranya. ”
Maaf.. Aduh maaf mbak, nggak sengaja” ucapku. ” Nggak, nggak pa pa kok,
wong saya yang nggak liat” balasnya.
Sejenak kami terdiam
dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin
malam. Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah
tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat degdegan
dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini.
Sepertinya Mbak ita mengetahui bahwa aku belum pengalaman sama sekali.
Ia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kemaluanku yang
berada dibalik handuk.
Est ..est.. auw ..aku mengerang
keenakan. Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba ujung
kemaluanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Mbak ita sudah
berada dibawahku denagn posisi jongkok sambil mengulum kemaluanku.
Aduuhh .. nikmatt.. terus .. Akh ..est .. Sekarang aku sudah telanjang
bulat dibuatnya.
10 menit sudah kemaluanku dikulum oleh Mbak
ita. Aku yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Mbak ita
kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibinya dengan lembut.
Est .. Ah ..uh ouw .. Ia mendesah ketika bibir kami saling berpagutan
satu sama lain. Ciumanku sekarang telah berada pada lehernya. Bau sabun
mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Est .. Ah ..
teruss.. kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang
kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa
hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk payudaranya. Kuremas
dan kukecup dengan lembut dan au ..est..nikmaat..teruss ..aow .., Mbak
ita menahan nikmat.
Sambil terus mencicipi bagian tubuhnya
akhirnya aku sampai juga didaerah kemaluannya. Aku sedikit ragu untuk
memcicipi kemaluanya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm BF aku
mencoba mempraktekkan gaya melumat kemaluan wanita. Kucoba sedikit
dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis.
Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama
rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa ninkmat yang tiada tara.
Est ..est ..teruuss ..tee..russ..auw ..nik, mat..mbak ita tak mampu
menahan nikmat yang diterimanya dari jilatan mautku yang sesekali
kuiringi dengan memasukkan jariku ke liang senggamanya. “Mbak mau ..
kelu..ar ahh” racaunya. Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental
dari vagina nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita.
Aku belum berhenti dan terus menjilati kemaluanya sampai bersih.
Puas aku menjilati kemaluannya kemudian langsung aku angkat ia kedalam
rumahnya menuju kamar tidurnya. Aduh .. benar-benar tak habis pikir
olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Sesampai
dikamarnya aku langsung terbaring dengan posisi terlentang. Mbak ita
tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi
berada diatasku. Oh ..ya pembaca, bahwa batang kemaluanku
standar-standar saja untuk orang Indonesia. Aku yang berada dibawah saat
itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Ita mengambil
inisiatif untuk memuaskanku.
Mbak Ita langsung memegang
kemaluanku dan mencoba memasukkannya kedalam liang senggamanya.
Blues..bleb.. tanpa hambatan batang kejantananku tenggelam seluruhnya
kedalam liang kenikmatan Mbak Ita. Est..es..auw..oh..ah..aku hanya
terpejam merasakan kemaluanku seperti diperas-peras dan hangat sekali
rasanya. Aku tak menyangka bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita
lebih nikmat dibanding dengan aku beronani. Mbak Ita mulai menggenjot
pantatnya secara perlahan tapi pasti.
Ah..ah..ah..oh..oh..nik..maatt..ahh.. Mbak Ita terus melakukan gerakan
yang sangat erotis. Desahan Mbak Ita membuatku semakin bernafsu ditambah
dengan payudaranya bergoyang kesana-kemari. Rupanya aku tak bisa lagi
tinggal diam. Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Ita sehingga irama
genjotan itu sangat merdu dan konstan. Tangankupun tidak mau kalah
dengan pantatku.
Aku berusaha mencapai kedua payudara yang ada
didepan mataku itu. “Wah ..indahnya pemandangan ini” ucapku dalam hati.
Tidak puas dengan hanya menyentuh payudara Mbak Ita, aku langsung
mengambil posisi duduk sehingga payudara Mbak ita tepat berada didepan
wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan
bergantian. Ahh..ah ..ah..oh.. Est..ss Mbak ita kelihatannya tak tahan
menahan nikmat dengan perlakuanku ini.
Lama kelamaan genjotan
Mbak Ita semakin cepat dan aku..a..ku.. kee..luuarr..ahh..ohh..nikmaatt
Mbak ita akhirnya mencapai klimaks yang kedua kalinya. Aku yang belum
apa-apa merasa kesal tidak bisa klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku
meminta Mbak Ita untuk kembali mengulum kemaluanku. Mbak Ita yang sudah
mendapat kepuasan dengan semangat mengulum dan menjilati kemaluanku.
Est..est..ahh..oh ucapku ketika Mbak Ita semakin mempercepat kuluman dan
kocokannya pada kemaluanku. Sepertinya ia ingin segera memuaskanku dan
menikmati air kejantananku.
Selang 10 menit
ah..auw..oh..nik..maatt..oh.. crot..crot..crot..semua air maniku
tertumpah diwajah Mbak Ita dan diseluruh tubuhnya. Saat itu Mbak Ita
tidak berhenti kulumannya dan menjilati seluruh air jantan tersebut. Aku
sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali.
Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai
diatas kasur. Mbak Ita tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur
pulas dengan keadaan telanjang bulat. Aku yang takut nanti ketahuan
orang lain langsung keluar dari kamar tersebut dan mengambil handukku
menuju rumahku.
Ketika aku baru akan keluar dari rumah Mbak
Ita, alangkah terkejutnya aku ketika dihadapanku ada seorang wanita yang
kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua perbuatan
kami. Eh..mm..mbak..mbak ..Desi..ternyata ia tidak lain adalah Mbak
Desi. “Permisi mbak, aku mau masuk dulu” ucapku pura-pura tidak ada yang
terjadi. Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju rumahku untuk
menghindari introgasi dari Mbak Desi. Tiba-tiba “tunggu!!” teriak Mbak
Desi.
Aku langsung panas dingin dibuatnya. “Jangan jangan ia
akan melaporkanku ke Kepala Desa lagi” ucapku dalam hati.” Aduuhh gawat
nih, bisa-bisa cuci kampung” pikirku. ” A..a..ada apa ya mbak” balasku.
Mbak Desi langsung mendekatku dan berkata ” kamu akan aku laporkan
kesuami Mbak Ita dan kepala desa atas apa yang telah kamu lakukan” ucap
Mbak Desi. ” Ta..tapi kami melakukannya atas dasar suka sama suka Mbak ”
balasku dengan perasaan sedikit cemas. Tiba-tiba ” ha..ha..ha..ha.. ”
Mbak desi tertawa.
Aku semakin bingung dibuatnya karena mungkin
Mbak desi punya dendam dan sekarang berhasil membalaskannya. ” Nggak
usah takut, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan
sekali-kali bergerak ok!” usulnya. “Mbak mau melaporkan saya atau takut
saya lari” ucapku semakin bingung. Tanpa bicara lagi Mbak Desi semakin
mendekatiku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami tangan Mbak Desi
langsung melepas handuk yang kugunakan tadi sehingga aku kembali
telanjang bulat.”Mbak jangan dikebiri ya..” ucapku.”Nnggak..nggak pa pa
kok” balasnya. Mbak Desi ternyata langsung berjongkok dan mulai mengocok
kemaluanku.
Ah..ah..oh..oh.. aku yang tadi lemas kembali
bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan
lembut dari tangan Mbak Desi, aku kembali merasakan ada benda lembut,
hangat dan basah menyentuh kepala kemaluanku. Aku langsung tahu bahwa
itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Desi setelah tadi aku
merasakannya dengan Mbak Ita. Kuluman dan jilatan Mbak Desi ternyata
lebih nikmat dari Mbak Ita. Aku bertaruh bahwa Mbak Desi telah melakukan
berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh
keturunan.
Estt..ah..oh..oh..aduhh..auw.. desahku menahan
hebatnya kuluman Mbak Desi. 15 menit sudah acara kulum-kuluman itu dan
sekarang Mbak Desi telah berganti posisi dengan menungging. Pantatnya
yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk segera
dengan rudalku. “Ayo..cepetan..kamu sudah lama menginginkan ini
kan..Mbak tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo masukkan
dong” ucapnya dengan mesra.
Aku jadi malu dibuatnya bahwa
selama ini ia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang aku langsung
mencoba memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatan Mbak Desi.
“Aduh!!” meleset pada tusukanku yang pertama. Aku kembali mecoba dan
bluess..akhirnya aku berhasil juga. “Gila nih perempuan “pikirku,
“ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali” ucapku. Perlahan aku
coba menggoyangkan pantatku mau-mundur. Ah.ah..ahh..oh..oh..oh..ah..
Mbah Desi mulai mendesah menahan nikmat. Aku semakin mempercepat
goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku.
“Ayo..teruuss..ayo..” teriakku memberi semangat”.
Ah..ah..ah..oh..desah Mbak Desi semakin terdengar kencang. Melihat
payudaranya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin
mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Desi aku
berusaha mencapai payudaranya. Kuremas-remas dengan garangnya seolah
meremas santan kelapa. Aw..sakiitt..adu..hh..ah..ah.. Mbak Ita tak tahan
akan perlakuanku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot
dengan cepat.
Kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong
Mbak Desi didepanku. Bluess.. Kembali batang kejantananku kumasukkan
kedalam liang senggamanya. Ahh..ah..ah..ah..desah Mbak Desi menahan
nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting
susunya yang merah itu. Adu..nikkmatt sekaalii ah..ah..ah..oh..oh..
Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Desi tak sanggup
lagi menahan klimaksnya “Keeluuarr ..mau..ke..lua..rr akhirnya Mbak Desi
mencapai klimaksnya.
Aku yang sedikit lagi juga hampil finish
semakin menggenjot dengan cepat.”Blep..blep..blep..bunyi hentakan
sodokan antara kemaluanku dan kemaluan Mbak Desi yang sudah sangat basah
tersebut. Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung
batang kemaluanku dan:”Crot..crot..crot..tumpahlah seluruh iir maniku
kedalam liang senggamanya.
Setelah itu kami berciuman sambil
merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali kerumah masing-masing.
Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak merasakan
sesuatu terjadi. Pembaca sekalian rupanya Mbak Ita tidak mau lagi
berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih
melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Desi saja ketika saya
sedang ingin atau ia sedang sangat ingin melakukannya.
Sekarang
saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dibedengan itu. Saya
masih sangat merindukan untuk kembali berhubunagn sex dengan Mbak Desi
atau Mbak Ita karena mereka telah membuat saya tidak virgin lagi.
0 comments:
Post a Comment