Thursday 21 February 2013
Costumer Service Menggairahkan
ini merupakan sebuah pengalaman dari sahabat
saya yang sekarang bertempat tinggal dibali. Cerita ini terjadi di
sekitar tahun 2006 yang merupakan penganlaman pribadi daari teman saya.
Saya sangat terima kasih mau berbagi dengan okesex.com untuk
menceritakan pengalamanya ini. Cerita seks ini menceritakan tentang
kenikmatan seorang custamer service resto stik yang
ada di salah satu kota besar dengan inisial kota MLN. Memang sangat hot
dan penuh kenikmatan seks dari cerita ini,banyak gaya yang sangat asyik
pasti membuat terhanyut dalam kenikmatan gaya bercinta. Ini awal dari
sebuah cerita dengan keindahan bercinta.
Aku bekerja di satu resto
steak yang menyediakan salad bar juga disebuah mal. Beberapa minggu
terakhir ini, ada seorang customer, bapak2, yang rajin berkunjung ke
resto tempat aku bekerja. Ketika makan, matanya selalu memandangiku.
Kalo aku lewat dekat mejanya, selalu dia senyum, dia berusaha mengajak
aku berkomunikasi tetapi belum pernah berhasil karena ketika dia makan
di resto itu, suasana sedang rame, sehingga aku dan juga waiter/waitress
lainnya menjadi sangat sibuk melayani tamu.
Suatu hari, dia
berkunjung lagi ke restoku. Kebetulan kali ini tamu yang makan cuma
sedikit, sehingga ada kesempatan bertegur sapa. Dia menanyakan namaku
siapa, kujawab namaku Aku. Dia bertanya lagi, hari ini aku kerja sampe
jam berapa. Ketika aku nanya kenapa dia bertanya seperti itu dia bilang
mau kasi aku surprise. aku nanya lagi karena penasaran, surprisenya apa.
Dia jawab kalo dikasi tau ya bukan surprise namanya. Terus dia bilang
akan nunggu aku sekitar jam 6 sore. Selesai kerja, aku mengganti pakaian
dinas dengan pakaian ku sendiri. Aku memakai kaos ketat dengan belahan
yang rendah sehingga toketku yang juga besar mengintip keluar, dan
celana jeans ketat. Dia menunggu gak jauh dari resto. Tepat ketika aku
menyapanyanya, hpku berbunyi, dari temanku. Dia memandangiku yang sedang
menerima telpon temanku. Setelah aku selesai bertelpon, dia bertanya,
“Dari siapa Nes, cowok kamu ya”. “Enggak kok pak, dari temanku, ngajakin
aku jalan”. “Terus”, tanyanya lagi. “Kan udah janjian ama bapak, ya Aku
tolak ajakannya”. Temen kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus. “Cowok
pak”, jawabku. “NGajakin jalan tau ngajak pacaran?” guyonnya lagi.
“Dua2nya pak”, jawabku sekenanya sambil tertawa. “Katanya mau kasi
surprise?”, tagihku. Dia lalu mengajakku ke toko hp. “Nes, hp kamu dah
kuno, aku beliin yang baru ya”. Kaget juga aku mendengar tawarannya.
Tanpa menunggu jawabanku, dia minta ke spg nya, hp triji terbaru.
Sepertinya duit beberapa juta enteng buat dia. Aku menduga pasti ada
ujungnya, gak mungkin kan lelaki mau ngasi hp mahal begitu aja. Aku sih
gak perduli kalo aku harus meladeni napsunya, aku tertarik juga sama si
bapak, setelah jumpa beberapa kali di resto. Orangnya belum tua, tapi
yang pasti bukan abg lah yao. Ganteng, dada bidang, seperti tipe lelaki
idealku lah. “Ma kasih ya pak, bapak baik amat sih mau beliin Aku hp
baru, triji lagi”. Dia hanya tersenyum dan mengajak aku makan, tentunya
bukan makanan yang dijual di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku
guyon, orangnya menyenangkan. “Kamu besok kerja jam brapa Nes”,
tanyanya. “Besok Aku off pak. emangnya kenapa”. “Aku mo ngajak kamu
jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru2 pulang”. “Jalan kemana
pak”, aku sudah menduga apa jawabannya. Pastinya akan ngajakin aku
ngentot, apa lagi kalo gak itu.
“Wow.., mobilnya keren banget pak.
Sama kaya orangnya” kata ku setelah kami sampai di mobilnya. Aku duduk
di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia
mulai mengelus2 paha ku yang masih tertutup celana jeans. Tentunya
elusannya tidak terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans
celanaku. Dia membawaku ke apartmentnya. Tak lama kami sudah sampai di
apartment. Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia
langsung memijit lantai apartmentnya dan lift meluncur ke atas.
Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi
fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Dia merebahkan diri
di ranjang. Sementara aku pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali,
aku hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya.
Dia melingkarkan tangannya pada pundak ku dan mengelus-elus nya. Tak
lama dia mulai menciumi bibir ku sambil meraba-raba toket ku. Dia
membuka belitan handuk sehingga aku langsung bertelanjang bulat. Dia
melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket
ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir nonok
ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Akupun melenguh nikmat
ketika jarinya menemukan itilku. Sementara itu, toket ku masih terus
dijilati dan diemut pentilnya. Aku yang sudah sangat bernafsu kemudian
berbalik menindih tubuhnya. Dengan cepat aku melucuti kancing kemejanya.
Kuhisap pentilnya, sementara tanganku melucuti celananya. “Ines buka
dulu ya pak” kataku sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya.
Dia tinggal berCD, dan tampak kontolnya mencuat keluar tak mampu
tertampung didalam CD. “Kontol bapak gede banget, panjang lagi” kataku
sambil mengelus-elus kontolnya dari balik CD. Akupun kemudian membuka CD
nya, dan kontolnya yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak
dihadapannya. “Gila.. Gede banget.. Bikin Ines nafsu..” kataku sambil
menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum kontolnya. Dia
mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang tangannya berpindah ke
toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya. “Nes.. Enak banget
Nes..” desahnya, aku terus menjilati kontolnya. “Ih.. pak, gede
banget..”. “Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?” “Belum
pak.. Punya cowok Ines nggak sebesar ini.” jawabku. “Arghh.. Enak Nes.”
erangnya lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum
kontolnya dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya kukocok sambil
sesekali kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku
mengeluar masukkan kontolnya dengan mulutku. Dia mengusap-usap rambutku
dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku
menghisap kontolnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang. Dengan
gemas diremasnya toketku. “Nes.., jepit pakai toketmu ” pintanya. Aku
langsung meletakkan kontolnya di belahan toketku, dan kemudian dia
mengenjot kontolnya diantara toketku. “Enak banget sshh..” Dia seperti
tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia
menyodorkan kembali kontolnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh
nafsu.
Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan
kontolnya ke nonokku. Aku menurunkan tubuhku dan kontolnya mulai
menerobos nonokku yang sempit. “Ooh.. besar banget nih kontolnya pak..
Ahh..” desahku ketika kontolnya telah berhasil memasuki nonokku. “Tapi
enak khan..” tanyanya menggoda “Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..”
erangku lagi ketika dia mulai menggenjot nonokku dari bawah. Dia
memegang pinggangku sambil terus mengenjot nonokku. Sementara aku
menyodorkan toketku ke mulutnya. Dia segera menjilati toket ku. “Pak..
Gimana pak.. Enak khan ngentotin Ines?” tanya ku menggoda. Aku masih
meliuk-liukan tubuhku. Dia pun terus mengenjot nonokku dari bawah,
sambil sesekali tangannya meremas toketku yang berayun-ayun
menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku
sehingga dia berada diatas. Segera dia menggenjot kontolnya keluar masuk
nonokku sambil menciumi wajahku. “Ehmm.. Sstt.. pak.. Enak.. Ohh.
kontol bapak gede banget, nonok Ines sampe sesek rasanya pak, gesekan
kontol bapak terasa banget di nonok Ines. Mau deh Ines dientot bapak
tiap malam,” Aku melenguh keenakkan. “Ayo isap pentil Ines pak”
perintahku. Diapun kemudian menghisap pentilku sambil terus menggenjot
nonokku. Tak lama tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang
ketika nyampe. Terasa nonokku berkedut2. “Nes, enak banget, kontolku
seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan nonok
kamu”. Dia mengeluarkan kontolnya dari nonokku dan aku kusuruh
menungging membelakanginya. Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku
dari belakang. “Aduh.. pak.. kuat banget.. Ohh..” erang ku ketika dia
mengenjot nonokku. “Gila.. nonokmu enak banget Nes..” katanya. Dia
memegang pinggul ku, terkadang meremas pantatku yang membulat. Aku pun
menjerit nikmat. Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan
dengan posisi ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk
membelakanginya dan mengarahkan kontolnya ke dalam nonokku. Dia
menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu
aku bergerak naik turun. Tangannya sibuk meremas toketku. “Ahh.. Ahh..
Ahh..” erangku seirama dengan goyangan badanku diatas tubuhnya.
Terkadang erangan itu terhenti saat disodorkannya jemarinya untuk
kuhisap. Beberapa saat kemudian, dihentikannya goyangan badannya dan
dicondongkannya tubuhku agak ke belakang, sehingga dapat menghisap
toketku. Dengan gemas dilahapnya bukit kembarku dan sesekali pentilku
dijilatinya. Eranganku semakin keras terdengar, membuat dia menjadi
kembali bernapsu. Setelah dia selesai menikmati toket ranumku, kembali
aku mengenjot tubuhku naik turun dengan liar. Binal banget kelihatannya.
Cukup lama dia menikmati perngentotan dengan aku di atas kursi. Lalu
dia berdiri, dan kembali berciuman dengan aku sambil dengan gemas
meremas dan menghisap toketku. Dia ingin segera menuntaskan permainan
ini. Lalu aku direbahkan di atas ranjang. Dia kemudian mengarahkan
kontolnya kembali ke dalam nonokku. “Ahh..” erangku kembali ketika
kontolnya kembali menyesaki nonokku. Langsung dia mengenjot dengan
ganas. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah
dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan
kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei
ranjang. “Pak.. Ines hampir sampai pak.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritku
sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya. Aku telah nyampe. Dia
menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas
ranjang. Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama
dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu.
Dia mulai lagi mengenjot nonokku sambil sesekali meremas toketku yang
bergoyang seirama enjotannya. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar
masuk nonokku sampai akhirnya ngecretlah pejunya di dalam nonokku. Aku
terkapar karena kenikmatan dan lemas.
Beberapa saat kemudian dia
mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik
nonokku dengan jemarinya. “Ehmm..” erangku saat itil diusap-usap dengan
gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu.
Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang. “Pak kuat banget sih ,
baru ngecret sudah mau ngentot lagi” ucapku lirih. “Iya habis pengen
diempot nonok kamu lagi, nikmat banget rasanya” bisiknya. Desahanku
kembali terdengar ketika lidahnya mulai menari di atas pentilku yang
sudah menonjol keras. Dihisapnya dengan gemas gunung kembarku hingga
membuat tubuhku menggelinjang nikmat. “Gantian dong Nes” bisiknya
setelah puas menikmati toketku yang ranum. Kami pun kembali berciuman
sementara aku meremas kontolnya yang mulai membengkak. Aku pun kemudian
mendekatkan wajahku ke kontolnya, dan mulai mengulum kontolnya. Sambil
menghisap kontolnya, aku mengocok perlahan batangnya. Dia mengelus-elus
kepalaku ketika aku sedang mengemut kontolnya. Dia sudah ingin ngentot
lagi dengan aku. Aku disuruh duduk membelakanginya di pangkuannya. Dia
mengarahkan kontolnya kedalam nonokku. “Ah..” desahku ketika kontolnya
kembali menyesaki nonokku. Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas
pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang
mengenjot kontolnya dalam jepitan nonokku. Sambil menciumi aku,
tangannya memainkan itilku. “Ah.. Terus pak.. Ines mau nyampe..”
desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku pun
semakin cepat menggenjot kontolnya. “Ahh..” erangku nikmat saat aku
nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas
pangkuannya. Kembali terasa nonokkua berkedut2 dengan keras. Setelah
reda kedutan nonokku, kontolnya dicabut dari nonokku, masih ngaceng
keras dan berlumuran cairan nonokku.
Aku ditelentangkan dan segera
dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tidak langsung
memasukkan kontolnya kedalam nonokku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di
sekitar bibir nonokku hingga menyentuh itilku. “Pak.. Aduuhh.. Aduuhh
pak! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo pak.. Masukin aja.. Nggak tahann..” aku
menjerit-jerit tanpa malu. “Udah nggak tahan ya.. Nes, cepat banget
sudah napsu lagi..” jawabnya. Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat
tenaga. Aku sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga kontolnya
langsung melesak ke dalam nonokku. Kontolnya kembali menyesaki nonokku
yang sempit itu. Dia mulai mengenjotkan kontolnya naik turun dengan
teratur sehingga menggesek seluruh lubang nonokku. Aku turut
mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah,
kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan nonokku kembali
terasa. “Nes, nikmat banget deh empotan nonok kamu”, katanya terengah.
Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil
mengedut-ngedutkan otot nonokku. “Akkhh.. Nes.. Eennaakkhh.., hebaathh..
Uugghh..” erangnya berulang-ulang. Dia semakin kuat meremas2 dan
memilin2 pentilku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke
leher, sambil semakin mempercepat irama enjotannya. Aku berusaha
mengimbangi keluar masuknya kontolnya didalam nonokku dengan goyangan
pantatku. Sepertinya dia berusaha keras untuk bertahan, agar tidak
ngecret sebelum aku nyampe lagi. Kontolnya terus mengaduk2 nonokku
semakin cepat lagi. Nonokku terasa makin berkedut, kedua ujung pentilku
semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilku disedot kuat2
kemudian dijilati dengan penuh nafsu. “Pak..! Lebih cepat lagi
doonng..!” teriakku sambil menekan pantatnya kuat2 agar kontolnya lebih
masuk ke nonokku. Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat,
diiringi dengan cairan hangat menyembur dari nonokku. Bersamaan dengan
itu, tubuhnya pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejunya ke
dalam nonokku. Aku pun mengerang tertahan. Dia langsung memeluk tubuhku
erat-erat, dengan penuh perasaan. Aku membalas pelukannya sambil
merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakiku melingkar di sekitar
pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan
leherku dengan ciuman. Aku masih bisa merasakan kedutan nonokku. Setelah
beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar
mandi. Aku belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dientot lelaki.
0 comments:
Post a Comment