Monday 18 February 2013
Orihime's Birthday Gifts
"Orihime," bisik shinigami
berambut oranye di dekat telinga kekasihnya yang membuat jantung gadis
berambut coklat itu berdetak tak karuan. Ichigo melingkarkan tangan
kekarnya menyelimuti tubuh mungil kekasihnya. Dia memeluk tubuh indah
Orihime dari belakang.
"Ichi–" Orihime merasa geli karena ciuman Ichigo di telinga kanannya.
"Besok
hari ulang tahunmu, apa ada yang kau inginkan?" tanya shinigami itu
dengan tetap mencium telinga kekasihnya berkali-kali hingga tubuh
Orihime agak menggeliat.
"Uhmm, aku rasa aku tak menginginkan
apapun, sayang," ucap gadis itu dengan desahan perlahan. Dia merasakan
lidah Ichigo sudah membasahi telinganya dan tangannya
sudah merambah ke dada besarnya.
"Hmm, benarkah?" pancing Ichigo.
Dia memindahkan bibirnya ke leher Orihime dan mulai meremas payudaranya.
Orihime pun mulai mendesah seirama dengan sentuhan nakal Ichigo.
"Sial! Dadanya benar-benar nikmat! Bahkan dadanya lebih besar daripada saat pertama kali aku merasakannya!" pikir shinigami muda itu.
"Aaahhh...!!" Orihime menggeliat.
"Kau
bohong, Hime!" sanggah Ichigo. "Tubuhmu menginginkannya. Menginginkanku.
Menginginkan sentuhanku!" tangannya memijat dada Orihime dengan lebih
keras lagi seakan dada itu sebuah benda yang begitu kenyal. Bibirnya pun
memberikan banyak bekas merah di leher ramping gadis itu.
Orihime
memutar kepalanya ke belakang dan membuat bibirnya bertemu dengan bibir
kekasihnya. "Aku menginginkanmu, Ichigo! Aku ingin menghabiskan malam
denganmu!" desahnya. Dia meletakkan jemarinya di atas tangan Ichigo yang
memijat dadanya dan membuat tangan Ichigo semakin liar.
"Kata
itulah yang ingin kudengar darimu!" Ichigo membalas ciuman Orihime. Dia
mencium bibir kemerahan gadis itu dengan dalam hingga napas Orihime
seakan terambil olehnya. Mereka pun saling bermain dengan lidah mereka.
Ichigo
membuat tubuh Orihime terapit oleh tubuhnya dan juga meja makan di
ruangan itu. Tangan Ichigo pun tergoda untuk membuka kemeja putih yang
menutupi tubuh indah kekasihnya. Satu per satu jemarinya membuka kancing
kemeja Orihime. Juga membuka pengait bra-nya hingga tangannya dapat
menyentuh dada telanjang Orihime dan benda kecil di tengahnya yang sudah
mulai mengeras karena pijatannya tadi.
"Oooohhh...!" Orihime
mendesah tak karuan karena Ichigo mulai mempermainkan putingnya. Jari
Ichigo memutarinya dan juga menariknya hingga puting Orihime menjadi
kemerahan.
Ichigo memindahkan bibirnya ke punggung Orihime dan
mencium tiap senti dari kulit punggungnya yang putih dan mulus itu.
Tangan kanannya masih tetap setia dengan dada besar yang naik turun itu.
Sedangkan tangan kirinya meraba paha putih Orihime yang kemudian
menemukan celana dalam berenda pink di dalam rok mininya. Jemari itu
mulai masuk ke dalam celana dalam Orihime dan memijat vaginanya.
"Ichi–aaaaahhhhh!!!"
desahnya manja. Tubuhnya mengisyaratkan segala kenikmatan dari tiap
sentuhan shinigami berambut oranye itu. Keringat pun mulai bermunculan
di tiap pori-pori mereka. Napas mereka pun semakin memburu. Tubuh mereka
mulai memanas dan saling menginginkan satu sama lain.
"Uhmm, kau...
sudah basah, Hime!" rayu Ichigo. Dia menyadari vagina Orihime yang telah
basah karena sentuhannya. Ichigo jadi ingin merasakannya. Orihime makin
mendekatkan tubuhnya dengan meja sementara Ichigo membuka pantat
kencang Orihime hingga dia mendapatkan vagina Orihime yang telah
dipenuhi 'jus' dan menciumnya.
"ICHIGOOO...!" teriak Orihime tak
tahan ketika bibir kekasihnya menyentuh bagian terlarangnya. Rasanya
cairannya keluar semakin banyak hanya dengan sentuhan bibir kekasihnya
itu. Tubuhnya semakin panas. Dia menginginkan Ichigo.
"Ichigo, cepatlah! Aku menginginkanmu, sayang!" pintanya manja. Napasnya pun terasa sangat panas.
"Ah!
Tunggu sebentar, Hime!" Ichigo merogoh saku celananya dan mengeluarkan
sesuatu dari sana. Dia bermaksud menggunakan pengaman sebelum bersatu
dengan Orihime.
Orihime segera merebut sebungkus kondom yang ada di tangan Ichigo dan membuangnya begitu saja ke lantai.
"Orihime?"
"Tadi
kau tanya apa yang aku inginkan kan, Ichigo? Aku ingin dirimu, Ichigo.
Aku menginginkan seluruh dirimu, sayangku! Aku ingin kau berada di dalam
tubuhku tanpa suatu penghalang apapun," pinta Orihime. Mata abu-abunya
memandang lurus mata coklat milik Ichigo hingga shinigami itu tak mampu
berkata-kata.
Orihime mengalungkan kedua tangannya di leher Ichigo dan berbisik di telinganya. "Lakukanlah, sayang!"
"Tapi Orihime, bagaimana kalau aku membuatmu hamil?" mata Ichigo terlihat khawatir.
Orihime
mencium lembut bibir kekasihnya. "Aku tak keberatan selama itu adalah
bayimu, Ichigo. Aku sangat mencintaimu, sayang. Aku menginginkan
anakmu."
Wajah Ichigo memerah. Dia tak tahu harus berkata apa lagi
untuk menghadapi sifat keras kepala Orihime ini. "Aku juga mencintaimu,
sayang," ucapnya sambil mengecup balik bibir Orihime. Ichigo merasa tak
bisa menolak keinginan Orihime ketika dia merasakan dada Orihime menekan
lembut otot-otot dadanya dan puting Orihime menggesek pelan putingnya.
"Aku tak akan menghentikannya sekalipun kau berkata tidak!" tantang Ichigo.
"Eh?"
bola mata Orihime terbelalak mendengar tantangan Ichigo padanya. Dan,
"AAAAAAHHHHH!" Ichigo memasukan penisnya ke dalam vagina Orihime
dengan cepat.
"Tidak, Ichigo! Kau terlalu cepat! Oooohhhh...!"
desahan Orihime makin panjang karena Ichigo masuk makin dalam ke dalam
dirinya.
"Aku tak akan menerima opinimu, Hime! Kau yang membuatku
melakukannya. Kau membuatku ingin selalu berada di dekatmu.
Merasakan kehangatanmu. Dan, mengeluarkan spermaku di vaginamu!" bisik Ichigo dengan
tangan terus meremas dada besar Orihime dan akhirnya dia pun
mengeluarkan spermanya di dalam tubuh kekasihnya itu tanpa penghalang
apapun.
"Oooooohhhh... Ichigoooo!!" Orihime mendesah dalam karena merasakan sperma Ichigo yang bergerak-gerak di dalam kemaluannya.
"Kau menginginkan bayiku kan, Hime?" rayu shinigami berambut oranye itu. Sekali lagi dia berejakulasi di dalam vagina Orihime.
"Aaaaaahhhhh...!!" Orihime merasakan sperma-sperma Ichigo melewati salurannya hingga ke tempat ovumnya berada.
"Kau
bisa merasakannya kan, Hime?" Ichigo mencium dada Orihime yang naik
turun seirama goyangan Ichigo padanya. Dia membasahi putingnya dengan
air liur. Ichigo menjilati puting yang telah memerah itu dengan penuh nafsu. Dia terlihat
ketagihan merasakan dada dan puting kekasihnya. Lalu, dengan giginya,
Ichigo menarik puting Orihime dengan keras hingga gadis itu berteriak.
"AHHHHH!"
teriak Orihime. Dirinya berada antara rasa sakit dan nikmat hingga
putingnya yang telah diperbudak Ichigo itu mengeluarkan sedikit cairan.
Ichigo
ingin merasakannya. Dia ingin lebih merasakannya. Ichigo pun memasukan
dada Orihime ke dalam mulutnya dan menyusu padanya, membuat kelenjar
mamae Orihime terangsang untuk memproduksi cairan manis itu lebih banyak
lagi. Ichigo benar-benar terlihat seperti bayi.
"Aaaaaahhhh...
Oooooohhhhh... Kau benar-benar hebat, sayang!" Orihime terlihat
menikmati permainan Ichigo pada dadanya dan juga penis Ichigo yang
terus menggesek dinding vaginanya.
"Ichigo! Ichigo! Ichigo!
Ichigooo!" Orihime berkali-kali meneriakkan nama kekasihnya itu karena
lagi-lagi Ichigo menyerangnya dengan jutaan spermanya.
"Hmm?"
Ichigo sama sekali tak tertarik dengan teriakan Orihime. Yang ada
dipikirannya sekarang hanya menikmati dada yang besar dan lembut itu,
juga terus menyerang vagina kekasihnya.
"Aaaaahhhh... tidak,
Ichigo! Ooooohhhh...!" desah Orihime. Dia sedikit menarik rambut jabrik
berwarna oranye itu di sela-sela jarinya.
"Kau juga ingin
merasakannya, Orihime?" tanya Ichigo. Dia menarik dada besar itu ke atas
hingga bibir Orihime dapat meraih putingnya sendiri dan merasakan
dadanya yang basah.
"Uhhmmm..." Orihime terlihat menyukai
putingnya sendiri. Dia berlomba dengan lidah Ichigo untuk memperebutkan
nikmatnya putingnya. Hingga akhirnya lidah mereka saling bertemu dan
saling terkait. Mereka pun berciuman. Dan Ichigo pun mengeluarkan
penisnya dari tubuh Orihime dengan diikuti hentakan keras di tubuh
indah Orihime hingga dadanya pun berloncatan.
"Kali ini giliranmu, Hime!" pinta Ichigo.
"Ya,"
Orihime pun menyanggupinya. Dia mencium bibir Ichigo dengan panas
hingga bibir mereka serasa menyatu. Kemudian dia memindahkan bibirnya ke
pundak tegap Ichigo dan meninggalkan banyak tanda merah di sana
seperti yang dilakukan Ichigo padanya. Kemudian bibir mungil itu mulai
tertarik pada otot dada Ichigo yang sangat keras itu. Dia menciuminya.
Juga mempermainkan puting Ichigo seperti yang dilakukan pemuda shinigami
itu padanya.
"Oooohhh... kau hebat, Orihime!" desah Ichigo. Dia merasakan kenikmatan dari tiap sentuhan kekasihnya.
Akhirnya
Orihime berpindah pada benda di antara kedua kaki Ichigo. Orihime
menggenggamnya, kemudian menjilatinya. Dan akhirnya memasukannya ke
dalam mulutnya. Memaju-mundurkan penis itu di dalam mulut mungilnya hingga
dengan terpaksa Ichigo mengeluarkan spermanya di dalam mulut gadis
dengan jepit rambut berwarna biru itu.
"Oooohhh... Himeee!!!" desah Ichigo semakin dalam.
"Bagaimana, Ichigo?" tanya gadis bermata abu-abu itu.
"Hebat!" puji pemuda shinigami. "Tapi, aku masih ingin merasakannya lagi!"
Ichigo
mencengkeram kedua dada besar Orihime dan mendekatkan penisnya. Dia membuat miliknya diapit di antara kedua dada Orihime yang
berat itu. Ichigo memijat penisnya dengan dada Orihime. Terasa
sensasi yang begitu lembut dari dada Orihime.
"Aaaahhh... Ichigooo!!" Orihime terlihat menikmati penis hitam yang maju-mundur di antara kedua dada besarnya itu.
"Oh, aku akan mengeluarkannya, Hime!" pekik Ichigo. Dia segera menarik penisnya dari apitan dada Orihime.
"Eh?"
Orihime terbelalak ketika Ichigo dengan cepat memutar tubuhnya dan
membuatnya terlungkup di atas meja dan pada detik berikutnya penis pemuda itu
telah masuk kembali ke dalam kemaluannya.
"Ichigooooo!" Orihime meneriakkan
pemilik benda yang memasuki vaginanya sangat dalam itu. Jari-jarinya
mencengkeram pinggiran meja untuk menahan sensasi gesekan penis pada
dinding vaginanya.
"Aaaahhhh...!" desah Orihime ketika Ichigo
lagi-lagi menyumbangkan jutaan spermanya hanya untuk bertemu sebuah ovum
yang sedang menunggu. "Ooooohhhh...!!" Orihime merasa Ichigo
melakukannya lagi. Dia berejakulasi lagi di dalam kemaluannya. Sekali lagi.
Sekali lagi. Entah sudah berapa kali Ichigo mengeluarkan spermanya di
dalam vagina Orihime.
"Ichigo! Ichigo! Kalau kau terus mengeluarkannya di
dalamku, aku akan benar-benar hamil, sayang!" pekik gadis berambut
coklat itu.
"Hadiah ulang tahunmu kali ini adalah anakku,
Orihime," ucap Ichigo lembut. Tangannya menyentuh lembut pipi Orihime
dan membuat wajahnya menoleh ke belakang dan kemudian Ichigo menekan
bibir mungil Orihime dengan bibirnya. Dia seakan mengambil napas gadis
itu.
"Selamat ulang tahun, sayangku," bisik Ichigo lembut.
Namun
berkebalikan dengan kata-katanya yang lembut, penis pemuda itu malah masuk
lebih dalam lagi ke dalam vagina Orihime dan lagi-lagi mengeluarkan banyak
benihnya di sana hingga Orihime pun tak mampu lagi menahan kenikmatannya
dengan mendesah-desah lembut.
***
"Apa
kau kecapekan, Hime?" tanya Ichigo setelah mereka memutuskan untuk
menyudahi kegiatan yang menyita banyak energi itu. Dia melihat Orihime
yang terengah-engah setelah diperlakukan begitu brutal olehnya.
"Kau
menghabiskan seluruh energiku, sayang," Orihime mengecup lembut pipi
Ichigo. "Tapi aku senang dengan kadomu, Ichigo," bibir mungil itu
tersenyum kecil penuh arti dan pipi yang putih itu pun merona merah.
Ichigo
membelalakkan matanya. Jantungnya berdetak lebih kencang. Rasanya
sedikit banyak dia sudah tahu apa yang akan dikatakan Orihime padanya.
Orihime
meraih tangan Ichigo. Menggenggamnya lembut. Dan meletakannya di atas
perutnya yang rata. "Kau bisa merasakannya, sayang? Reiatsumu. Di sini,
ada reiatsumu."
Ichigo berusaha mengatur napasnya.
"Di dalam rahimku sedang tumbuh malaikat kecil kita, Ichigo."
Jantung Ichigo seakan berhenti berdetak.
"Aku
hamil, Ichigo. Aku bisa merasakannya. Aku sedang mengandung anakmu,
sayang," ucap Orihime lembut. Di ujung matanya terlihat sebutir air mata
keharuan.
Ichigo tak mampu menahan kegembiraannya. Dia langsung
memeluk Orihime di dalam dekapannya dan kemudian mencium lembut
bibirnya. "Aku tak percaya! Aku akan jadi ayah!" ucapnya girang.
Tangan
Ichigo mengelus lembut perut Orihime. Kemudian pemuda shinigami itu
mengarahkan bibirnya ke perut Orihime dan menciumnya. Ichigo menciumnya
dengan lembut. Lalu kembali mencium bibir sang calon ibu itu.
"Aku ingin memberikan hadiah yang sebenarnya."
"Eh?"
Ichigo
merogoh saku celananya yang tergeletak begitu saja di lantai ruang
makan itu. Dia mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah dan
membukanya. Di dalamnya ada sepasang cincin yang terlihat manis dengan
desain sederhana. Di bagian dalam cincin yang kecil bertuliskan K. Ichigo, sedangkan di dalam cincin yang besar bertuliskan K. Orihime.
"Ichigo…."
Orihime merasa ada yang salah dengan penglihatannya. Dia tak berani
mempercayai benda yang berada di tangan kekasihnya itu.
"Maukah kau menikah denganku, Orihime?" lamar Ichigo.
Orihime tak mampu lagi menahan derai air mata keharuannya. "Tentu saja, Ichigo."
Ichigo
mengambil cincin kecil itu dari kotaknya dan memakaikannya di jari
manis Orihime. "Di cincin ini bertuliskan namaku, Kurosaki Ichigo. Aku
berharap aku selalu ada di hatimu dan selalu bersamamu, Orihime."
"Kau
tak akan pernah meninggalkan hatiku ini, Ichigo. Hati dan pikiranku
hanya dipenuhi olehmu." Dia mengambil cincin yang besar dan
memakaikannya di jari manis shinigami berambut oranye itu.
"Dengan begini, aku merasa kau selalu bersamaku, Kurosaki Orihime."
Wajah
Orihime merah padam mendengar namanya dipanggil sebagai 'Kurosaki
Orihime' oleh kekasihnya itu. Kemudian dia memeluk Ichigo. "Terima
kasih, Ichigo. Kau tahu aku sangat senang. Aku bisa bersamamu saja sudah
bahagia. Aku bahagia karena bisa berada di sampingmu. Aku bahkan bisa
mendapatkan cintamu dan menjadi kekasihmu. Sekarang aku bahkan akan
menjadi istrimu dan akan menjadi ibu dari anakmu. Tak ada yang lebih
membahagiakan dari ini, Ichigo."
Ichigo bisa merasakan dadanya
basah oleh air mata Orihime. Tangannya membelai lembut rambut coklat
panjang itu. "Aku pun bahagia bisa bersama denganmu, Orihime. Aku
bahagia mendapatkan cintamu yang tulus. Dan aku bahagia akan menjadi
suamimu. Juga ayah dari anak-anak yang akan kau lahirkan."
"Eh?" Orihime tersentak oleh kata-kata Ichigo yang menyebut anak dengan jamak.
"Kau
tak merasakannya, Hime? Reiatsuku yang ada di dalam tubuhmu terpecah.
Kurasa kita akan memiliki sepasang anak kembar," senyum di bibir Ichigo
merekah.
Orihime merasa tak percaya dengan pendengarannya. Tapi
mau tak mau yang dikatakan Ichigo memang benar. Dia bisa merasakan
reiatsu Ichigo di dalam rahimnya terpecah. Dan itu berarti dia sedang
mengandung anak kembar. Tak hanya seorang, tapi dua orang bayi Ichigo!
"Aku benar-benar senang, Ichigo!" isak calon ibu itu.
"Lalu?" Ichigo berbisik di telinga Orihime.
Orihime menatap wajah calon suaminya itu lekat-lekat.
"Apa kita akan melanjutkannya di tempat tidur?" tanya calon ayah.
Orihime mengangguk. "Tapi, jangan sampai melukai mereka," ucapnya sambil mengelus perutnya.
Ichigo mengecup lembut bibir Orihime dan ikut mengelus perutnya yang masih rata. "Selamat ulang tahun, Orihime."
"Aku sangat menyukai hadiahmu kali ini, Ichigo."
0 comments:
Post a Comment